Selasa, 31 Mei 2011

Rabu, 1 Juni 2011,Pekan Paskah VI (Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 16:12–15

Rabu, 1 Juni 2011
Pekan Paskah VI
Pw St. Yustinus, Mrt. (M) St. Simeon; St. Yohanes Storey; St. Pamphilus dr Sesarea; St. Ahmed
Bacaan I : Kis. 17:15,22–18:1
Mazmur : 148:1–2,11–12b,12c–14a,14bcd
Bacaan Injil : Yoh. 16:12–15


”Masih banyak hal yang harus Ku­ka­takan kepadamu, tetapi se­ka­rang kamu belum dapat menang­gungnya.Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebe­naran, Ia akan memimpin kamu ke dalam selu­ruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan mem­beritakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.”

Renungan

Kalau boleh tahu, apakah yang Anda perbuat bila hati mulai terasa gelisah, cemas, takut, atau khawatir tanpa alasan; bila Anda merasakan hidup mulai terasa sepi, membosankan, dan kering tanpa kehangatan sapaan, canda, dan tawa dalam keluarga? Kita terbiasa untuk cepat-cepat ingin menyingkirkan segala perasaan yang mengganggu kenyamanan suasana hati kita. Kita menyingkirkan perasaan itu dengan menelepon teman, mengirim sms, atau jalan-jalan di mal, bahkan shopping tanpa kejelasan anggaran, dan sebagainya. Seolah-olah hp, mal, uang, dapat menjadi ”penghibur, penghangat suasana, pemecah kebekuan”. Itulah yang menjadi ”berhala baru” di zaman sekarang ini, persis sama dengan keprihatinan Paulus ketika mengunjungi jemaat di Athena, di mana mereka menyembah ”kepada Allah yang tidak dikenal” (Kis. 17:23).

Bukankah Allah juga prihatin melihat bangsa kita yang tidak lagi menghayati ”Ke-Tuhanan yang Maha Esa”, akan tetapi lebih memilih ”Keuangan yang mahakuasa”? Situasi itu menantang kehendak bebas kita untuk membuat sebuah pilihan yang makin tegas, ”Apakah kita akan memperlakukan ’uang’ sebagai ’steer’ hidup kita, ataukah kita akan berani belajar bermurah hati dalam pelayanan tanpa ambisi mengontrol orang lain?” Pilihan itu akan mampu kita buat kalau kita melibatkan Roh Allah, yang diutus kepada kita untuk memimpin kita kepada Kebenaran.

Doa
Datanglah Roh Kudus, pimpinlah aku dalam menentukan pilihan-pilihan nilai seturut kehendak-Mu sehingga aku tidak terjebak untuk menggantikan Engkau, dengan kesenangan pribadiku. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Senin, 30 Mei 2011

Selasa, 31 Mei 2011,Pekan PASKAH VI (Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Luk. 1:39–56

Selasa, 31 Mei 2011
Pekan PASKAH VI
Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet (P)
Bacaan I: Zef. 3:14–18 atau Rm. 12:9–16b
Mazmur : Yes. 12:2–3,4bcd,5-6; R: 6b
Bacaan Injil : Luk. 1:39–56

Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pe­gu­nungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan mem­beri salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring:”Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapa­kah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengun­jungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salam­mu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berba­hagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”
Lalu kata Maria: ”Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juru Selamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menye­but aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar ke­padaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.



Renungan

Santo Paulus mengajarkan supaya kasih kita tidak pura-pura, supaya kita saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat, supaya kita bersukacita dengan orang yang bersukacita, dan menangis dengan orang yang menangis. Apa yang diajarkan Santo Paulus bagi umat di Roma merupakan keutamaan hidup yang diteladankan oleh Maria dan Elisabet.

Maria dan Elisabet merupakan dua wanita beriman yang sama-sama sedang mengandung karena rencana dan kuasa Allah. Keduanya bertemu untuk saling berbagi kasih, sukacita, serta pengalaman rohani mereka. Terjadi sharing iman yang meneguhkan di antara mereka, tanpa kepura-puraan. Hal ini menjadi keutamaan yang perlu kita teladani, agar kehadiran kita sebagai orang beriman menjadi sharing yang saling meneguhkan. Apa yang kita bagikan saat mengunjungi teman, sahabat, atau saudara?

Doa: Ya Tuhan, dalam kehidupan ini banyak pengalaman rohani yang Kauberikan. Semoga hidupku dapat menjadi kabar sukacita yang meneguhkan semua orang. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Jumat, 27 Mei 2011

Senin, 30 Mei 2011,Pekan PASKAH VI(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 15:26–16:4a

Senin, 30 Mei 2011
Pekan PASKAH VI (P)
St. Feliks I, Paus; Sta. Jeane d’Arc; St. Baptista Varani;
St. Ferdinandus dr Kastilia; B. Marta Wiecka

Bacaan I: Kis. 16:11–15
Mazmur : 149:1–2,3–4,5–6a,9b; R: 4a
Bacaan Injil : Yoh. 15:26–16:4a


”Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenar­an yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”



Renungan

Dalam kehidupan ini sudah sering terjadi bahwa agama atau nama Tuhan disalahgunakan untuk mencari keuntungan diri sendiri atau kelompok, bahkan untuk merusak kehidupan orang lain. Atas nama agama dan Tuhan, orang menebarkan kebencian dan permusuhan terhadap agama atau orang lain yang dianggapnya berbeda. Lebih ironis lagi bahwa semua tindakan itu diyakini sebagai suatu kebenaran absolut.

Yesus sejak semula sudah menunjukkan bahwa hal itu akan terjadi. Oleh karena itu, para murid-Nya diberitahu supaya mereka tidak terkejut seandainya mereka dimusuhi oleh banyak orang karena menjadi murid Yesus. Kendati demikian, tidak semua murid Yesus di zaman ini tegar dalam iman kepada Yesus. Tantangan terhadap iman justru sering melunturkan iman mereka kepada-Nya. Bagaimana dengan diri kita, apakah kita juga akan meninggalkan Yesus bila iman kita ditantang dan dicobai?

Doa: Tuhan Yesus, tambahkan imanku kepada-Mu agar aku tidak lari dari-Mu saat tan­tangan dan godaan iman menerpaku. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Minggu, 29 Mei 2011,Pekan PASKAH VI(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 14:15–21

Minggu, 29 Mei 2011
Pekan PASKAH VI (P)
Sta. Teodosia dr Konstantinopel; B. Yoseph Gerard;
St. Maxi (minus); Sta. Maria Anna dr Paredes

Bacaan I: Kis. 8:5–8,14–17
Mazmur : 6:1–3a,4–5,6–7a,16,20; R: 1
Bacaan II : 1Ptr. 3:15–18
Bacaan Injil : Yoh. 14:15–21


”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan me­­lakukan­nya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barang siapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan me­ngasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku ke­padanya.”



Renungan

Di zaman yang sudah dipengaruhi mental hedonis, setiap orang cenderung mencari kesenangan dan kenikmatan dengan menghindari kesusahan dan penderitaan. Bahkan demi kesenangan pribadi, segala cara dihalalkan termasuk bila harus mengorbankan orang lain. Untuk itu, Petrus mengingatkan kita bahwa lebih baik menderita demi kebaikan daripada menderita karena berbuat jahat, sama seperti Yesus yang menderita untuk segala dosa kita. Mampukah kita melakukan seperti itu?

Hanya orang-orang yang mengasihi Tuhan yang akan mampu melakukannya. Kasih kepada Tuhan akan mendatangkan Roh Penolong bagi kita untuk selalu berpihak pada kebenaran dan kebaikan, kendati kita harus berkorban juga menderita. Kasih kepada Tuhan yang tulus akan menjadikan hidup kita sebagai perwujudan kehendak Tuhan. Dengan cara ini, kita akan menjadi orang-orang yang dikasihi Allah.

Doa: Ya Tuhan, kuatkanlah cintaku kepada-Mu agar aku senantiasa dinaungi Roh kebenaran dari-Mu dan hidupku hanya bersandar pada perintah-Mu. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Sabtu, 28 Mei 2011,Pekan PASKAH V(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 15:18–21

Sabtu, 28 Mei 2011
Pekan PASKAH V (P)
Sta. Margaretha Pole; St. Wilhelmus;
St. Bernardus dr Montjoux; St. Germanus dr Paris

Bacaan I: Kis. 16:1–10
Mazmur : 100:1–2,3,5; R: 1a
Bacaan Injil : Yoh. 15:18–21

”Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepa­damu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari­pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.”

Renungan

Tidak jarang orang tekun beriman hanya untuk mencari keuntungan atau supaya lepas dari semua kesulitan hidup. Tidak sedikit pula orang-orang yang akhirnya kecewa saat mereka gagal, tidak beruntung, atau hidupnya ditimpa aneka persoalan, kendati mereka sudah rajin berdoa atau ke gereja. Akhirnya, mereka menjadi ragu-ragu akan iman mereka, bahkan menjadi tidak beriman lagi.

Yesus yang kita imani di mata dunia tampak seperti pribadi yang gagal. Dia tidak kaya, banyak orang yang memusuhi-Nya, menerima aneka caci maki dan penghinaan, disiksa, bahkan wafat dengan cara disalib. Apa yang dinilai dunia gagal ternyata diterima Allah sebagai keberhasilan dan sesuatu yang mulia. Dengan cara itu, Yesus telah memenangkan keselamatan jiwa manusia. Yesus mengajak semua murid-Nya untuk tidak takut menghadapi aneka persoalan hidup dan penderitaan bahkan hal-hal yang tidak baik yang dialami karena menjadi pengikut-Nya. Seperti Yesus teguh menanggung semua itu, demikian juga iman kita kepada-Nya akan meneguhkan kita untuk mampu menghadapi semua itu demi keselamatan jiwa kita.


Doa: Tuhan Yesus, dalam iman kepada-Mu Engkau senantiasa memberikan kekuatan bagiku untuk mampu menjalani hidup ini. Jadikan aku murid-Mu yang setia memelihara keselamatan jiwa, kendati secara ragawi aku harus berkorban. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Rabu, 25 Mei 2011

Kamis, 26 Mei 2011,Pekan PASKAH V(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 15:9–11

Kamis, 26 Mei 2011
Pekan PASKAH V
Pw St. Philipus Neri (P); Sta. Mariana dr Quito
Bacaan I: Kis. 15:7–21
Mazmur : 96:1–2a,2b–3,10; R: lih. 3
Bacaan Injil : Yoh. 15:9–11


”Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”



Renungan

Karya Allah yang bersifat universal sering kali dipersempit dalam kotak-kotak agama. Hal ini terjadi bila suatu agama menganggap diri paling benar dan Allah hanya bekerja di dalam agama itu, sementara itu agama lain salah dan tidak mendatangkan keselamatan. Pemahaman ini justru kerap menimbulkan perselisihan, rasa benci, dan permusuhan di antara pemeluk agama yang berbeda.

Kuasa Allah dan rencana karya keselamatan-Nya bagi manusia lebih dari apa yang dapat dijabarkan atau diajarkan oleh semua agama di dunia ini. Allah pun bebas berkarya dan mencurahkan rahmat-Nya kendati tidak melalui jalur lembaga agama. Namun, agama memberikan jalan yang jelas bagaimana bertemu Tuhan dan meraih rahmat-Nya. Demikian pula

Yesus memberikan ajaran yang jelas bagaimana seseorang semestinya hidup selaku murid-murid-Nya, yaitu bila hidup dalam kasih. Wujud kasih itu adalah dengan menuruti perintah-Nya. Dengan cara itu semua orang akan memperoleh sukacita yang penuh. Sejauh semua itu tidak terjadi dalam diri kita maka iman kita kepada Yesus tidak akan mendatangkan berkat bagi kita.

Doa: Ya Tuhan, sering batinku terasa kosong dan jiwaku kering dalam kehidupan imanku. Aku masih kurang memperhatikan perintah-perintah-Mu dalam hidupku sehari-hari. Tanamkan kehendak-Mu dalam hatiku agar aku dapat hidup selaku pelaksana kehendak-Mu. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Selasa, 24 Mei 2011

Rabu, 25 Mei 2011,Pekan PASKAH V (Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 15:1–8

Rabu, 25 Mei 2011
Pekan PASKAH V (P)
St. Beda Venerabilis; St. Gregorius VII, Paus;
Sta. Magdalena Sofia Barat; Sta. Maria Magdalena de Pazzi

Bacaan I: Kis. 15:1–6
Mazmur : 122:1–2,3–4a–4b–5; R: 1
Bacaan Injil : Yoh. 15:1–8

”Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang ti­dak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia le­bih banyak berbuah. Kamu memang sudah ber­sih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam ka­mu. Sama seperti ranting tidak dapat ber­buah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.Barang siapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”


Renungan

Ketika petani melakukan okulasi pada tanaman, dia harus memastikan bahwa tunas yang diokulasi menyatu dan menempel dengan sempurna pada batang tanaman. Kesatuan yang tidak sempurna dengan batang akan menyebabkan tunas tidak tumbuh dengan baik atau bahkan mati.

Kalau Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai Pokok Anggur maka kita para rantingnya harus bersatu dengan-Nya secara sempurna agar kita dapat tumbuh dan menghasilkan banyak buah. Meskipun ranting sangat dekat dengan pokok, tetapi bila ranting itu tidak bersatu dengan pokok, dia tidak akan tumbuh dan berkembang. Hal ini yang justru sering terjadi. Banyak murid Yesus yang hanya dekat dengan Yesus, tetapi hidupnya tidak menyatu dengan Yesus. Akibatnya, hidup iman mereka tidak menghasilkan buah-buah rahmat untuk dirinya sendiri ataupun orang lain. Bersatu dengan Yesus berarti menjadikan hidup Yesus sebagai hidup kita dan membiarkan Yesus bekerja dalam diri kita.


Doa: Yesus Pokok Hidupku, jangan biarkan diriku terpisah dari-Mu lagi. Aku ingin selalu menyatukan hidupku dengan hidup-Mu agar hidupku menghasilkan buah yang berlimpah untuk kupersembahkan bagi-Mu dan sesama. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Senin, 23 Mei 2011

Selasa, 24 Mei 2011,Pekan PASKAH V (Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 14:27–31a

Selasa, 24 Mei 2011
Pekan PASKAH V (P)
SP Maria Pertolongan Orang Kristen
Sta. Yoana; SP Maria della Strada

Bacaan I: Kis. 14:19–28
Mazmur : 145:10–11,12–13ab,21; R: 11a
Bacaan Injil : Yoh. 14:27–31a


”Damai sejahtera Kutinggalkan ba­gi­mu. Damai sejahtera-Ku Kuberi­­kan ke­padamu, dan apa yang Ku­be­ri­kan tidak seperti yang diberikan oleh dunia ke­pa­damu. Janganlah gelisah dan gentar hati­mu. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. Dan sekarang juga Aku mengatakannya ke­padamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini.”


Renungan

Tidaklah mudah saat kita menghadapi situasi sulit oleh impitan persoalan, kita masih harus memberikan perhatian dan penghiburan kepada orang lain. Kecenderungan manusiawi yang terjadi adalah kita akan fokus pada diri sendiri untuk menyelesaikan persoalan pribadi daripada mengurusi persoalan orang lain. Orang merasa harus beres dahulu secara pribadi baru kemudian mulai menaruh perhatian kepada orang lain.

Dalam hal ini kita dapat belajar dari Paulus—dalam Bacaan Pertama—yang dengan gigih memberitakan tentang Yesus dan dengan demikian ia pun mendapat banyak perlawanan, siksaan, bahkan ancaman pembunuhan. Kendati demikian, kebaikan dan semangatnya tidak pernah surut, bahkan di tengah kesulitan hidupnya dia masih menaruh perhatian bagi jemaat di Listra, Ikonium, dan Antiokhia dengan memberikan penghiburan serta peneguhan bagi mereka.

Kita pun mampu untuk melakukan seperti yang dibuat Paulus. Di tengah dan kerapuhan serta keterbatasan yang kita miliki, hidup kita dapat menjadi perhatian dan peneguhan bagi orang lain sejauh kita yakin bahwa Tuhan menguasai hidup kita.

Doa: Ya Tuhan, kini aku menyadari bahwa dalam kerapuhan dan persoalanku, aku masih bisa melakukan banyak hal
berguna bagi sesama. Aku ingin menjadi penyalur berkat-Mu bagi sesama melalui hidupku apa adanya. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Minggu, 22 Mei 2011

Senin, 23 Mei 2011,Pekan PASKAH V(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 14:21–26

Senin, 23 Mei 2011
Pekan PASKAH V (P) St. Desiderius; St. Yohanes Baptista Di Rossi; Sta. Yohana Antide Thouret; Sta. Eufrosina
Bacaan I: Kis. 14:5–18
Mazmur : 115:1–2,3–4,15–16; R: 1
Bacaan Injil : Yoh. 14:21–26


”Barang siapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barang siapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan me­nyata­kan diri-Ku kepadanya.” Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: ”Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” Jawab Yesus: ”Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barang siapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”



Renungan

Dalam kehidupan ini dijumpai banyak orang yang memiliki kemampuan menyembuhkan. Kemampuan itu ada yang dimiliki sebagai anugerah kodrati dan banyak pula karena belajar. Fenomena di masyarakat menunjukkan banyaknya orang yang datang untuk mencari kesembuhan, mukjizat, atau kekuatan. Kendati para penyembuh tersebut mengingatkan bahwa mereka hanya alat dari Tuhan yang berkenan menyembuhkan, tetapi banyak orang justru jatuh pada pengkultusan pribadi dan jauh dari Tuhan.

Hal ini dialami pula oleh Paulus dalam Bacaan Pertama saat menyembuhkan seorang yang lumpuh di Listra. Masyarakat justru menganggap mereka sebagai dewa dan membawa persembahan bagi mereka. Namun, Paulus tidak mencari penghormatan diri sendiri dengan semua yang ia kerjakan. Bagaimana dengan kita, apakah semua hal baik yang kita kerjakan semata-mata merupakan persembahan diri bagi Tuhan atau demi keuntungan diri, kepopuleran, dan kesan baik? Apakah dalam setiap kesulitan hidup ini kita pun hanya bersandar pada Tuhan?


Doa:
Tuhan Yesus, Engkaulah satu-satunya Sumber Hidupku. Tidak akan lagi aku pergi dari-Mu. Bantulah aku untuk memiliki iman yang teguh kepada-Mu. Amin. 

sumber:Ziarah Batin 2011

Jumat, 20 Mei 2011

Minggu, 22 Mei 2011,Pekan PASKAH V(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 14:1–12

Minggu, 22 Mei 2011
Pekan PASKAH V (P) 
Sta. Rita dr Cascia; Sta. Rosa(na); Sta. Renate;
St. Yohanes Baptista Makado; St. Yoakima de Vedruna
Bacaan I: Kis. 6:1–7
Mazmur : 33:1–2,4–5,18–19; R: 22
Bacaan II : 1Ptr. 2:4–9
Bacaan Injil : Yoh. 14:1–12


”Janganlah gelisah hatimu; perca­ya­lah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tem­pat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku menga­takannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” Kata Tomas kepada-Nya: ”Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.”
Kata Filipus kepada-Nya: ”Tuhan, tunjuk­kan­lah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya: ”Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku kata­kan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan peker­jaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.”



Renungan


Sebuah gedung dibangun dari beragam material. Kesatuan dan ikatan erat antarmaterial itu menentukan kokoh tidaknya bangunan tersebut. Kendati material bangunan merupakan bahan yang berkualitas, tetapi bila masing-masing material tidak bersinergi dalam tatanan dan kesatuan, semua material tidak memiliki makna bagi suatu bangunan.

Gereja dibangun atas dasar yang kokoh dan itu tidak diragukan lagi. Yesus sendiri yang menjadi fondasi dasar Gereja bersama himpunan para rasul-Nya. Kita semua adalah material yang membentuk bangunan Gereja di atas fondasi itu.

Keragaman anggota Gereja tidak akan melemahkan Gereja. Keegoisan, ketidakpedulian, kurang penghargaan, dan kesombongan justru akan menjadikan Gereja lemah dan rapuh. Masing-masing dari kita berharga sebagai bagian dari seluruh bangunan Gereja. Maka, menyatukan seluruh potensi diri kita dengan potensi seluruh anggota Gereja akan menjadikan diri kita bagian yang memperteguh Gereja dan bukan yang melemahkannya.

Doa:Tuhan Yesus, Engkaulah Batu Penjuru yang menjadi fondasi kokoh Gereja. Aku bersyukur karena aku Kaulibatkan sebagai bagian dari bangunan Gereja-Mu. Amin

sumber:Ziarah Batin 2011

Kamis, 19 Mei 2011

Jumat, 20 Mei 2011,Pekan PASKAH IV(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 14:1–6

Jumat, 20 Mei 2011
Pekan PASKAH IV (P)
St. Eugenius dr Mazenod;
St. Bernardinus dr Siena; St. Ivo

Bacaan I: Kis. 13:26–33
Mazmur : 2:6-7,8-9,10–11; R: 7
Bacaan Injil : Yoh. 14:1–6


”Janganlah gelisah hatimu; perca­ya­lah kepada Allah, percayalah juga kepa­da-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku menga­ta­kannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tem­pat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ. ”Kata Tomas kepada-Nya: ”Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”


Renungan

Ketika orang memiliki aneka sarana, tetapi dia tidak mengetahui cara menggunakan sarana itu atau mengetahui, tetapi tidak menggunakannya, sarana itu tetap tinggal sebagai alat yang tidak memiliki manfaat. Saat orang memiliki komputer tercanggih, tetapi dia tidak dapat menggunakannya atau komputer itu tidak dipergunakan maka komputer canggih tersebut tidak banyak membantu dirinya.

Kita memiliki Yesus yang kita imani sebagai jalan, kebenaran, dan hidup, tetapi bila kita tidak menapaki jalan iman itu maka iman kita kepada Yesus tidak banyak membawa manfaat bagi kita. Kita bangga akan iman kepada Yesus, tetapi rasa bangga saja belum cukup. Berbahagialah kita bila sehari-hari kita mampu menapaki jalan iman itu. Dengan demikian, iman kepada Yesus akan berdaya guna mengantar kita sampai pada kebenaran dan kehidupan sejati. Kita akui bahwa kadang kita justru menghindari jalalan kebenaran dan hidup yang telah ditunjukkan Yesus. Kalau demikian, bagaimana iman akan menyelamatkan kita?

Doa: Tuhan Yesus, tuntun aku untuk kembali ke jalan-Mu agar aku tidak sesat jalan dan menjauh dari kebenaran dan kehidupan sejati seperti yang telah Kautunjukkan kepadaku. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Rabu, 18 Mei 2011

Rabu, 18 Mei 2011,Pekan PASKAH IV(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 12:44–50

Rabu, 18 Mei 2011
Pekan PASKAH IV (P)
B. Willem Toulouse; St. Yohanes I, Paus;
St. Venantius; St. Feliks dr Cantalice; St. Leonardus Murialdo

Bacaan I: Kis. 12:24–13:5a
Mazmur : 67:2–3,5,6,8; R: 4
Bacaan Injil : Yoh. 12:44–50


Tetapi Yesus berseru kata-Nya: ”Barang siapa percaya kepada-Ku, ia bukan per­caya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barang siapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barang siapa menolak Aku, dan tidak mene­rima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu a­dalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.”


Renungan

Manusia tidak pernah luput dari masalah. Masalah yang muncul dapat datang dari kesalahan diri sendiri atau juga faktor lain di luar dirinya. Namun, sering kali manusia cenderung menyalahkan pihak-pihak di luar diri sebagai sumber masalah. Tidak sedikit orang yang berpikir bahwa masalah yang sedang dihadapi berasal dari Tuhan.

Dalam Injil, Yesus mengatakan bahwa barang siapa percaya kepada-Nya, tidak akan hidup dalam kegelapan, sedangkan yang mendengarkan Firman-Nya, tetapi tidak melakukannya, bukan Tuhan yang menghukum, melainkan Firman itu. Segala sesuatu yang kita lakukan muncul dari pertimbangan dan keputusan kita sendiri sehingga permasalahan yang ada juga muncul karena pertimbangan atau keputusan serta tindakan kita yang kurang tepat. Bukankah kita sendiri yang memutuskan untuk melakukan banyak hal yang sebenarnya tidak baik dan bertentangan dengan kehendak Tuhan?

Keputusan pribadi menjadi mahkamah bagi diri kita sendiri. Mari kita mendengarkan Firman Tuhan dan melakukan-Nya agar kita tidak hidup dalam kegelapan.


Doa: Ya Tuhan, aku sendiri yang membuat hukuman dan penderitaan bagi diriku karena aku melalaikan perintah-Mu. Tariklah hidupku pada terang Firman-Mu agar aku senantiasa hidup dalam keselamatan. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Selasa, 17 Mei 2011

Rabu, 18 Mei 2011,Pekan PASKAH IV (Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 12:44–50

Rabu, 18 Mei 2011
Pekan PASKAH IV (P)
B. Willem Toulouse; St. Yohanes I, Paus;
St. Venantius; St. Feliks dr Cantalice; St. Leonardus Murialdo
Bacaan I: Kis. 12:24–13:5a
Mazmur : 67:2–3,5,6,8; R: 4
Bacaan Injil : Yoh. 12:44–50


Tetapi Yesus berseru kata-Nya: ”Barang siapa percaya kepada-Ku, ia bukan per­caya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barang siapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barang siapa menolak Aku, dan tidak mene­rima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu a­dalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.”


Renungan

Manusia tidak pernah luput dari masalah. Masalah yang muncul dapat datang dari kesalahan diri sendiri atau juga faktor lain di luar dirinya. Namun, sering kali manusia cenderung menyalahkan pihak-pihak di luar diri sebagai sumber masalah. Tidak sedikit orang yang berpikir bahwa masalah yang sedang dihadapi berasal dari Tuhan.

Dalam Injil, Yesus mengatakan bahwa barang siapa percaya kepada-Nya, tidak akan hidup dalam kegelapan, sedangkan yang mendengarkan Firman-Nya, tetapi tidak melakukannya, bukan Tuhan yang menghukum, melainkan Firman itu. Segala sesuatu yang kita lakukan muncul dari pertimbangan dan keputusan kita sendiri sehingga permasalahan yang ada juga muncul karena pertimbangan atau keputusan serta tindakan kita yang kurang tepat. Bukankah kita sendiri yang memutuskan untuk melakukan banyak hal yang sebenarnya tidak baik dan bertentangan dengan kehendak Tuhan?

Keputusan pribadi menjadi mahkamah bagi diri kita sendiri. Mari kita mendengarkan Firman Tuhan dan melakukan-Nya agar kita tidak hidup dalam kegelapan.

Doa: Ya Tuhan, aku sendiri yang membuat hukuman dan penderitaan bagi diriku karena aku melalaikan perintah-Mu. Tariklah hidupku pada terang Firman-Mu agar aku senantiasa hidup dalam keselamatan. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Senin, 16 Mei 2011

Selasa, 17 Mei 2011,Pekan PASKAH IV(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 10:22–30

Selasa, 17 Mei 2011
Pekan PASKAH IV (P)
St. Paskalis Baylon
Bacaan I: Kis. 11:19–26
Mazmur : 87:1–3,4–5,6–7; R: 117:1a
Bacaan Injil : Yoh. 10:22–30


Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus ber­jalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: ”Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, kata­kanlah terus terang kepada kami.” Yesus menjawab mereka: ”Aku telah me­ngatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak per­caya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.”


Renungan

Ada pepatah mengatakan, ”Darah para martir adalah benih bagi Gereja.” Demikian terjadi dalam Gereja kita. Para murid Yesus di zaman Stefanus mengalami aneka penganiayaan karena iman mereka kepada Yesus. Namun, orang-orang yang menjadi percaya kepada Yesus bukannya berkurang, melainkan semakin bertambah dan tersebar luas. Darah pengorbanan para saksi iman telah menjadi benih subur yang menumbuhkan Gereja.

Yesus berjanji, bahwa domba-domba yang mendengarkan suara-Nya dan setia mengikuti Dia tidak akan binasa, melainkan akan memperoleh kehidupan kekal. Janji itu berlaku pula bagi semua murid Yesus di masa kini. Tiada satu kuasa pun yang akan mengambil kita dari Yesus. Kendati raga kita binasa karena kesetiaan kita kepada Yesus, tetapi jiwa kita tidak akan binasa. Inilah yang akan menjamin keselamatan kita, yaitu kesetiaan kita untuk selalu mendengarkan kehendak Yesus dan mengikutinya dalam seluruh kehidupan kita. Pengorbanan kita demi iman akan menjadi penyubur bagi Gereja.


Doa: Aku bersyukur Tuhan atas korban para saksi iman yangg setia kepada-Mu sampai akhir. Teguhkan imanku yang sering goyah agar aku pun dapat setia kepada-Mu dan menjadi saksi-Mu dalam seluruh kehidupanku. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Jumat, 13 Mei 2011

Minggu, 15 Mei 2011,Pekan PASKAH IV(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 10:1–10

Minggu, 15 Mei 2011
Pekan PASKAH IV (P)
Hari Minggu Panggilan; Perawan Maria, Ratu Para Rasul;
St. Isidor (us); St. Pakomius; Sta. Dymphna; Sta. Bertha dan St. Rupertus;

Bacaan I: Kis. 2:14a,36–41
Mazmur : 23:1–3a,3b–4,5,6; R: 1
Bacaan II : 1Ptr. 2:20b–25
Bacaan Injil : Yoh. 10:1–10


”Aku berkata kepadamu: Sesungguh­nya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak me­lalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang pe­ram­­pok; tetapi siapa yang masuk melalui pin­tu, ia adalah gembala domba. Untuk dia pen­­­jaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.”Itulah yang dikatakan Yesus dalam perum­pamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka.
Maka kata Yesus sekali lagi: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pin­tu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak men­dengarkan mereka. Akulah pintu; barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”



Renungan

Persoalan dan penderitaan menyentuh setiap pribadi tanpa membedakan dia baik atau jahat. Tidak jarang justru kebaikan dan kesetiaan kita kepada Tuhan mendatangkan kesulitan hidup. Situasi ini kerap membuat orang tidak siap sehingga mereka berusaha lari dari persoalan hidup yang sedang dihadapi atau dirinya menjadi berputus asa.

Yesus Sang Gembala Yang Baik tidak pernah menjanjikan bagi kita—para domba-Nya—kehidupan yang lepas dari persoalan atau penderitaan. Bahkan, Dia telah lebih dahulu menderita untuk membela hidup kita bukan karena kesalahan diri-Nya. Sebagai Gembala Yang Baik, Dia akan mencari kita dan membawa kembali ke jalan yang benar di saat kita tersesat.

Dia siap melindungi saat hidup kita terancam oleh binatang buas. Dia akan menuntun kita ke padang rumput yang hijau. Dia akan menguatkan saat kita lemah dan menghibur hati kita yang sedih. Dia menjadi pintu keselamatan bagi kita semua. Jangan takut untuk melanjutkan kehidupan ini, kendati aneka persoalan menghadang. Bersandarlah kepada Yesus maka Dia akan menuntun kita untuk mampu bertahan di tengah berbagai persoalan hidup.


Doa: Yesus Gembalaku, kuserahkan hidupku seutuhnya kepada-Mu. Tuntun selalu hidupku dan biarlah kuasa kasih-Mu menjadi kekuatanku. Bersama-Mu aku akan aman. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Sabtu, 14 Mei 2011,Pekan PASKAH III(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 15:9–1

Sabtu, 14 Mei 2011
Pekan PASKAH III
Pesta St. Matias, Rasul (M);
St. Mikhael Garicoits

Bacaan I: Kis. 1:15–17,20–26
Mazmur : 113:1–2,3–4,5–6,7–8; R: 8
Bacaan Injil : Yoh. 15:9–17


”Seperti Bapa telah mengasihi Aku, de­mikianlah juga Aku telah me­ngasihi ka­mu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menu­ruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”



Renungan

Cinta sering dibayangkan sebagai sesuatu yang indah dan menjadi persoalan saat yang terjadi sebaliknya. Yesus memberi perintah bagi kita untuk saling mencintai. Semua orang pasti mengenal cinta, tetapi tidak semua orang mampu mencinta seperti Tuhan. Dia mencintai kita sampai mengorbankan nyawa-Nya.

Kita para murid Kristus sudah mendengar tentang perintah kasih dan kita sudah berusaha menghayati kasih itu dalam kehidupan ini. Janji kasih dan ungkapan kasih telah kita berikan bagi keluarga, sahabat, teman, atau kekasih. Yesus mengingatkan, supaya kasih yang kita hidupi merupakan wujud dari pelaksanaan kehendak Tuhan sendiri. Maka, bukanlah kasih kalau kasih yang kita berikan justru bertentangan atau mengabaikan perintah-perintah Tuhan.

Doa: Yesus Sang Guru, ajari aku tentang kasih sejati-Mu agar aku mampu mencintai seperti Engkau telah mencintai diriku. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Rabu, 11 Mei 2011

Kamis, 12 Mei 2011 (Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 6:44–51

Kamis, 12 Mei 2011
Pekan PASKAH III (P)
St. Nereus, Achileus, Pankrasius, dan Sta. Flavia Domitila; St. Germanus; St. Leopoldus Mandic
Bacaan I : Kis. 8:26–40
Mazmur : 66:8–9,16–17,20; R: 1
Bacaan Injil : Yoh. 6:44–51



”Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan me­nerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang ­siapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barang siapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”



Renungan

Pengajaran dan interaksi antarpribadi menjadi cara pewarisan suatu nilai atau tradisi yang dapat berlangsung turun-temurun. Iman pun tumbuh dan berkembang melalui pengajaran serta interaksi. Hal ini menjadikan iman memiliki aspek sosial selain aspek personal. Dalam penghayatan iman, setiap orang membutuhkan orang lain.

Sering kita dengar pernyataan, ”Saya tidak perlu ikut kegiatan lingkungan atau kegiatan lainnya dalam lingkup Gereja, karena saya tidak butuh!” Kehidupan iman bukan berdasarkan apa yang saya butuhkan dan apa yang tidak saya butuhkan. Sifat sosial dari kehidupan umat beriman menjadikan kehadiran setiap orang berharga untuk mengembangkan kehidupan iman bersama. Kita dipanggil untuk mencapai keselamatan melalui iman secara personal. Namun, lakukanlah penghayatan iman dalam kebersamaan agar kita tidak menjadi orang yang egois secara rohani.

Doa
Ya Tuhan, tambahkan imanku kepada-Mu dan bimbinglah diriku untuk menjadikan hidup imanku sebagai pancaran rahmat-Mu bagi setiap orang. Amin.


sumber:Ziarah Batin 2011

Selasa, 10 Mei 2011

Rabu, 11 Mei 2011,Pekan PASKAH III(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 6:35–40

Rabu, 11 Mei 2011
Pekan PASKAH III (P)
St. Ignasius Peis dr Lakoni;
Sta. Bertha; St. Ignasius dr Laconi

Bacaan I: Kis. 8:1b–8
Mazmur : 66:1–3a,4–5,6–7a; R: 1
Bacaan Injil : Yoh. 6:35–40


Kata Yesus kepada mereka: ”Akulah roti hidup; barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sung­guh­pun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barang­ siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehen­dak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah ke­hendak Dia yang telah meng­utus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”


Renungan

Seorang atlet olahraga yang berlomba dalam pertandingan tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik yang dimilikinya. Semangat, ketenangan, dan keyakinan diri menjadi kekuatan dari dalam dirinya yang mampu menggerakkan kekuatan fisik secara optimal. Bahkan dalam keterbatasan fisik, orang mampu mencapai kemenangan karena semangat dan keuletannya berjuang.

Yesus adalah roti hidup yang memberi kekuatan jiwa agar fisik mampu melakukan segala sesuatu seturut kehendak Tuhan. Yesus menjadi daya hidup yang selalu mengiringi perjuangan murid-murid-Nya. Maka, kendati para murid Yesus secara fisik dikejar-kejar, dianiaya bahkan dibunuh, tetapi mereka tetap memiliki kekuatan untuk tetap setia kepada Yesus sampai akhir. Siapa yang datang kepada-Nya dan menyambut-Nya tidak akan berkekurangan. Ia akan menjadi murid yang teguh, bersemangat, dan setia, sampai akhirnya menjadi pemenang. Bagaimana dengan diri kita?

Doa:Yesus Tuhanku, aku mendamba kehadiran-Mu setiap saat dalam hidupku untuk menjadi daya hidupku. Tanpa-Mu, aku sesat jalan dan tidak berdaya. Hadirlah dan teguhkanlah jiwaku agar aku selalu setia kepada-Mu. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Senin, 09 Mei 2011

Selasa, 10 Mei 2011,Pekan PASKAH III(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 6:30–35

Selasa, 10 Mei 2011
Pekan PASKAH III (P)
St. Antonius dr Florence;
St. Gordianus dan Epimakus; St. Damianaus de Veuster

Bacaan I: Kis. 7:51–8:1a
Mazmur : 31:3cd–4,6ab,7b,8a,17,21ab; R: 6a
Bacaan Injil : Yoh. 6:30–35


Maka kata mereka kepada-Nya: ”Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga.” Maka kata Yesus kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya: ”Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka: ”Akulah roti hidup; barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barang siapa percaya ke­pada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”


Renungan

Kita akui bahwa selama ini kita bekerja keras membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Sepanjang hari setiap orang berusaha supaya kebutuhan hidupnya terpenuhi. Oleh karena itu, meski sudah berkecukupan, orang tidak puas dan terus mencari serta mengumpulkan lebih banyak lagi. Semua itu masih bertaraf kebutuhan jasmani. Apakah terpikirkan dalam diri kita untuk berusaha juga memenuhi kebutuhan jiwa kita secara seimbang?

Makanan jiwa atau rohani bagi kita adalah Sabda Tuhan yang memuat kehendak-Nya bagi kita. Seperti halnya dalam Bacaan Pertama, Stefanus dihukum karena bersaksi tentang Yesus. dan jiwanya diselamatkan, demikian juga kita hendaknya memelihara jiwa kita dengan menjalani hidup sesuai kehendak Allah.

Doa: Tuhan, firman-Mu adalah pelita bagi hidupku. Jadikan aku pelaksana Sabda-Mu dalam kehidupanku setiap hari agar jiwaku Kaupuaskan dengan rahmat dan karya keselamatan-Mu. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Jumat, 06 Mei 2011

sabtu, 7 Mei 2011,Pekan PASKAH II(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 6:16–21

sabtu, 7 Mei 2011
Pekan PASKAH II (P)
Sta. Rose Venerini; Sta. Gisela;
B. Marie-Louise dr Yesus; B Maria dr St. Yosef
Bacaan I : Kis. 6:1–7
Mazmur : 33:1–2,4–5,18–19; R: 22
Bacaan Injil : Yoh. 6:16–21


Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyebe­rang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, se­dang laut bergelora karena angin kencang. Sesu­dah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus ber­jalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: ”Aku ini, jangan takut!” Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.


Renungan

Kehidupan di dunia ini seperti samudra luas dan kita dengan sampan kecil berusaha mengarunginya menuju pelabuhan terakhir hidup ini. Angin kencang persoalan dan ombak ganas tantangan yang menerpa tidak jarang menjadikan sampan hidup kita oleng, bahkan nyaris karam dalam keputusasaan. Dalam situasi itu, kita sering bertanya, ”Di mana Tuhan?”

Tuhan yang penuh kasih tidak pernah meninggalkan kita berjuang sendirian. Dia selalu menghampiri kita dan ingin naik ke dalam sampan hidup kita untuk menyertai kita. Namun, kita justru takut dan ragu untuk membiarkan Yesus masuk dalam sampan hidup kita. Di dalam seluruh situasi hidup kita, biarkan Yesus masuk dalam sampan kehidupan kita dan menguasai hidup kita. Dia akan mengantar kita dengan selamat menuju pelabuhan terakhir hidup kita.

Doa:Ya Tuhan, aku begitu angkuh dan sombong sehingga tidak melihat kehadiran-Mu dalam kehidupanku. Masuklah Tuhan dalam sampan hidupku dan antarkan aku ke pelabuhan terakhir hidupku. Bersama-Mu, aku tidak takut. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Kamis, 05 Mei 2011

Jumat, 6 Mei 2011,Pekan PASKAH II(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 6:1–15

Jumat, 6 Mei 2011
Pekan PASKAH II (P)
St. Dominikus Savio, Remaja
Bacaan I: Kis. 5:34–42
Mazmur : 27:1,4,13–14; R: 4ab
Bacaan Injil : Yoh. 6:1–15


Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong meng­ikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya ter­hadap orang-orang sakit. Dan Yesus naik ke atas gu­nung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia ke­pada Filipus: ”Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal itu di­­ka­­takan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sen­­diri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: ”Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.”Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata ke­pa­da-Nya: ”Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Kata Yesus: ”Suruhlah orang-orang itu du­duk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: ”Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” (Bacaan selengkapnya lihat Alkitab….)



Renungan

Hal-hal kecil dan sederhana sering kali dianggap remeh. Akibatnya, banyak orang kehilangan apa yang sudah dimilikinya hanya karena berusaha mendapatkan hal-hal yang besar. Pengalaman hidup yang biasa-biasa saja pun kerap lewat begitu saja tanpa makna. Padahal, Tuhan bekerja dan memberikan rahmat-Nya melalui seluruh pengalaman hidup dan apa yang kita miliki.

Lihatlah dalam Injil, lima roti dan dua ikan dalam kuasa Tuhan mampu mengenyangkan lima ribu orang lebih, bahkan sampai berkelimpahan. Kuasa Tuhan melebihi segala kerapuhan kita dan mampu membuat sesuatu yang luar biasa dari hal-hal biasa dalam kehidupan kita. Tidak perlu menunggu sampai kita kaya, sempurna, dan memiliki banyak hal untuk dapat berbagi kebaikan kepada orang lain. Saat ini, dengan semua yang kita miliki, kita dapat melakukan hal luar biasa, sejauh kita menyatukan semua yang kita lakukan dengan kuasa Tuhan.


Doa: Ya Tuhan, serahkan diriku apa adanya ke dalam kuasa-Mu agar dari kehidupanku terpancarlah mukjizat-Mu bagi sesamaku. Amin.

sumber:Zarah Batin 2011

Rabu, 04 Mei 2011

Kamis, 5 Mei 201,Pekan PASKAH II1 (Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 3:31–36

Kamis, 5 Mei 2011
Pekan PASKAH II (P)
St. Hilarius dari Arles; Sta. Yutta;
St. Angelus; B. Vinsent Soler

Bacaan I: Kis. 5:27–33
Mazmur : 34:2,9,17–18,19–20; R: 7a
Bacaan Injil : Yoh. 3:31–36


”Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak se­orang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barang siapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”

Renungan

Ketakutan akan kuasa manusia daripada kuasa Tuhan justru sering dialami dalam kehidupan ini. Akibatnya, banyak orang menjalani hidupnya hanya untuk menyenangkan hati orang lain yang memiliki kuasa atas dirinya kendati apa yang dilakukannya tidak sesuai dengan perintah Tuhan. Hal ini akan membawa keuntungan manusiawi, tetapi tidak untuk keuntungan rohani dan keselamatan jiwa.

Kita dipanggil untuk meneladan para rasul yang hanya takut kepada Allah kendati harus melawan kuasa manusia yang membawa mereka pada penderitaan. Kendati demikian, mereka mampu memenangkan jiwa mereka serta jiwa kita semua. Kalau kita para murid Kristus adalah orang-orang yang sudah ditebus, maka arah hidup kita bukan lagi keuntungan duniawi semata, tetapi keselamatan jiwa kita dengan mengutamakan kehendak Allah di atas segala sesuatu.

Doa: Tuhan Yesus, ampuni aku yang sering berlaku kerdil dalam kehidupan di dunia ini. Aku mengabaikan kehendak-Mu hanya karena rasa takutku kepada kuasa manusia. Aku ingin menyandarkan kembali hidupku kepada kuasa-Mu agar jiwaku Kauselamatkan. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Selasa, 03 Mei 2011

Rabu, 4 Mei 2011,Pekan PASKAH II (Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 3:16–21

Rabu, 4 Mei 2011
Pekan PASKAH II (P)
St. Rachel; St. Gemma Galgani;
B. Yosef Maria Rubio; St. Fidelis dr Sigmaringen

Bacaan I: Kis. 5:17–26
Mazmur : 34:2–3,4–5,6–7,8–9; R: 7a
Bacaan Injil : Yoh. 3:16–21

”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barang siapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barang siapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barang siapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, su­paya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barang siapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.”

Renungan

Terhadap aneka kejahatan atau orang-orang yang bersalah, kita memiliki sikap yang beragam. Tidak sedikit orang yang mengutuki orang-orang yang dianggapnya jahat, mengharapkan hukuman yang seberat-beratnya, atau berharap sesuatu yang buruk menimpa orang-orang seperti itu.

Sikap tersebut sangat berbeda dengan sikap Tuhan kepada kita. Bukankah kita manusia sering membuat kesalahan terhadap Tuhan, tetapi Tuhan tidak menghakimi kita. Tuhan justru hendak menyelamatkan kita dengan mengampuni kesalahan kita. Karya penyelamatan Tuhan dialami oleh rasul-rasul melalui malaikat Tuhan yang membebaskan mereka dari penjara. Malaikat Tuhan tidak menghukum orang-orang yang telah memasukkan para rasul ke dalam penjara, melainkan hanya melepaskan para rasul. Oleh karena itu, dalam segala kerapuhan, marilah kita datang kepada Tuhan dan berserah diri kepada kerahiman-Nya. Seperti Tuhan yang tidak menghakimi kita, hendaknya kita pun tidak saling menghakimi, melainkan siap mengulurkan tangan membantu mereka yang lemah dan berdosa.

Doa:Tuhan, karena keegoisanku, aku lebih suka menghakimi daripada menyelamatkan. Seperti Engkau yang mengampuni kelemahan dan dosaku, ajari aku untuk berbagi pengampunan kepada sesama. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Senin, 02 Mei 2011

Selasa, 3 Mei 2011,Pekan PASKAH II(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 14:6–14

Selasa, 3 Mei 2011
Pekan PASKAH II
Pesta St. Filipus dan Yakobus, Rasul (M)
Bacaan I: 1Kor. 15:1–8
Mazmur : 19:2–3,4–5; R: 5a
Bacaan Injil : Yoh. 14:6–14


Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.”Kata Filipus kepada-Nya: ”Tuhan, tunjuk­kanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya: ”Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pe­ker­jaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau se­tidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pe­kerjaan itu sendiri.
Aku berkata kepadamu: Sesung­guhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, su­pa­ya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”



Renungan

Setiap orang beriman pasti memiliki kebanggaan akan agamanya masing-masing yang diyakini sebagai jalan hidup dan keselamatan. Tidak jarang juga pemeluk agama jatuh pada kebanggaan ekstrem terhadap agamanya dengan memusuhi atau membenci agama lain. Kita pengikut Tuhan Yesus pun harus bangga karena iman kepada Yesus, sebab Dia adalah jalan, kebenaran, dan hidup, dan tidak ada orang yang datang kepada Bapa tanpa melalui diri-Nya. Cukupkah hanya berbangga diri dalam iman kepada Yesus?

Sebaik apa pun jalan, kalau tidak dijalani, jalan itu tidak ada maknanya. Demikian juga kebanggaan kita akan iman kepada Yesus tidak akan menghantarkan orang sampai pada kebenaran dan hidup kalau hidupnya tidak berjalan di jalan Yesus sendiri. Karena itu, kita dipanggil untuk mendengarkan nasihat Santo Paulus untuk selalu memegang teguh sabda
Tuhan dalam Kitab Suci, supaya iman dan kepercayaan kita tidak sia-sia. Berbanggalah, saat kita mampu setia menjalani iman kita kendati harus penuh dengan perjuangan dan pengorbanan.

Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur atas iman kepada-Mu. Jangan biarkan kepercayaanku kepada-Mu sia-sia karena hidupku yang jauh dari kehendak dan jalan yang telah Kautunjukkan bagiku. Kuatkan diriku untuk selalu setia menapaki jalan kehendak-Mu dan hantarkan aku kepada kebenaran serta kehidupan sejati. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011