Pekan Biasa III (H)
St. Gildas; St. Joseph Freinademetz;
B. Arkanjela Girlani
Bacaan I: Ibr. 11:1–2,8–19
Mazmur : Luk. 1:69–70,71–72,73–75; R: 68
Bacaan Injil : Mrk. 4:35–41
Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: ”Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: ”Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: ”Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: ”Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Renungan
Apa arti beriman? Bagi Abraham beriman berarti taat mengikuti perintah Tuhan; setia menjalankan perintah itu; dan tekun berpegang pada janji yang Tuhan berikan. Iman Abraham diteladani oleh banyak orang, tidak hanya orang-orang Kristen, tetapi juga Yahudi dan Islam. Mulai dari Abraham, Allah menyiapkan kedatangan Sang Juru Selamat melalui sebuah bangsa. Betapa dahsyat dan penuh daya iman itu.
Kepada murid-murid-Nya yang ketakutan karena angin ribut, Yesus menegur mereka, ”Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” (Mrk. 4:40). Yesus menenangkan angin ribut. Dia tidak tinggal diam. Dia selalu hadir menemani perjalanan para murid dan Gereja-Nya. Dia adalah Raja Semesta Alam karena angin dan danau taat kepada-Nya.
Iman yang begitu sederhana tampaknya tidak mudah kita hayati dalam keseharian. Rasa takut dan cemas masih saja datang, misalnya tentang kesehatan, tentang pendidikan, tentang pekerjaan, dan seterusnya. Rasa takut itu sebenarnya wajar saja, menggerakkan orang untuk berjuang dalam hidup ini. Menjadi tidak wajar bila rasa takut itu membuat orang tidak berbuat apa-apa.
Doa: Yesus, ampunilah aku yang masih sering takut ini. Ajarilah aku beriman seutuhnya kepada-Mu. Amin.
sumber:ZIARAH BATIN 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar