Senin, 31 Januari 2011

Selasa, 1 Februari 2011(ZIARAH BATIN 2011)-Bacaan Injil : Mrk. 5:21–43

Selasa, 1 Februari 2011
Pekan Biasa IV (H)

Sta. Brigida; St. Severus;
B. Marie Anne dan Odile Baumgarten, para Martir dr Angers

Bacaan I: Ibr. 12:1–4
Mazmur : 21:26b–27,28,30,31–32
Bacaan Injil : Mrk. 5:21–43


Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bon­dong datang lalu mengerumuni Dia. Se­dang Ia berada di tepi danau, datanglah se­orang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat ke­pa­da-Nya: ”Anakku perempuan sedang sakit, ham­pir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pen­darahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaan­nya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: ”Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Seketika itu juga berhentilah pen­da­rahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sem­buh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: ”Siapa yang men­jamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya men­jawab: ”Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika menge­tahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus mem­beri­tahukan segala sesuatu kepa­da-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: ”Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan eng­kau. Pergi­lah dengan selamat dan sembuhlah da­ri pe­nyaki­tmu!"
Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?"Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu.Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.




Renungan

Bacaan pertama dari kitab Ibrani mengajak kita untuk berjuang dengan tekun dalam perlombaan iman. ”Janganlah kamu menjadi lemah dan putus asa.” Mengarahkan pandangan kepada Yesus adalah cara yang tepat. Yesus yang sama inilah yang memberikan pengharapan kepada kepala rumah ibadat yang bernama Yairus, ketika ia dengan tersungkur di depan kaki Yesus meminta kepada-Nya untuk menyembuhkan anak perempuannya yang sakit dan hampir mati. Pengharapan yang sama juga diperlihatkan oleh Yesus kepada seorang perempuan yang sudah dua belas tahun sakit pendarahan. Oleh karena iman yang menghantar mereka untuk bertemu, mendekat, dan memohon kepada Yesus maka hidup yang sakit dan berbeban disembuhkan, dipulihkan, dan dibarui.

Iman dan pengharapan mengatasi perasaan lemah dan putus asa. Iman dan pengharapan berbuah keselamatan. Yesus sungguh memberikan pengharapan pada saat-saat manusia merasa rapuh, tidak berdaya, dan berputus asa.

Doa: Tuhan Yesus, dalam kelemahan dan rasa putus asa, kuatkanlah iman dan peng­harapanku akan Dikau, untuk hidup yang terbarukan. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar