Pekan Prapaskah II (U)
B. Sebastianus dr Torino;
St. Fransiskus Maria dr Camporosso
Bacaan I: Kej. 12:1–4a
Mazmur : 33:4–5,18–19,20,22; R: 22
Bacaan II : 2Tim. 1:8b–10
Bacaan Injil : Mat. 17:1–9

Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: ”Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.”
Renungan
Ada seorang dokter yang sukses. Ia pandai, amat dikenal, dan kaya raya, padahal ia berasal dari keluarga sederhana. Dalam suatu wawancara, dokter ini menceritakan kisah suksesnya. Menurutnya, sewaktu ia masih kecil, ia pernah bertemu seorang dokter yang amat kaya dan disegani di kampungnya. Sebagai anak kecil, ia berpikir, ”Seandainya aku menjadi dokter seperti dia, pasti aku akan dihargai banyak orang, mempunyai banyak uang, dan hidup senang!”
Sejak itulah ia bercita-cita untuk menjadi dokter. Gambaran masa depan yang gemilang, menjadi pemicu baginya untuk bekerja keras. Semua kesulitan ia hadapi sampai akhirnya ia meraih cita-citanya untuk menjadi dokter yang sukses.
Injil Matius, Lukas, dan Markus menempatkan kisah penampakan di Gunung Tabor langsung sesudah pemberitaan pertama tentang penderitaan Yesus. Pemberitaan itu mengguncangkan para murid. Petrus dan murid-murid yang lain sulit menerima kenyataan itu. Namun, kemuliaan di Gunung Tabor yang mereka alami, memberi terang segalanya. Yesus memang akan mengalami penderitaan dan kematian, tetapi pengalaman itu bukan sekadar nasib sial yang harus diterima. Yesus menerima penderitaan-Nya dengan bebas karena dengan cara itulah Dia akan masuk ke dalam kemuliaan-Nya. Pengalaman Gunung Tabor dan Bukit Golgota adalah dua pengalaman yang tidak terpisahkan.
Doa: Ya Allah, terima kasih atas kesadaran berharga yang boleh aku alami. Aku tidak akan lagi gentar bila harus mengalami kesulitan dan penderitaan hidup. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar