Kamis, 14 April 2011

Jumat, 15 April 2011(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 10:31–42

Jumat, 15 April 2011
Pekan Prapaskah V (U)
B. Pedro Gonzalez; B. Damian de Veuster
Bacaan I: Yer. 20:10–13
Mazmur : 18:2–3a,3bc–4,5–6,7; R: 7
Bacaan Injil : Yoh. 10:31–42


Sekali lagi orang-orang Yahudi meng­ambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: ”Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?” Jawab orang-orang Yahudi itu, ”Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.” Kata Yesus kepada mereka, ”Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah — sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan —, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.”Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: ”Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.” Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.



Renungan

Kita dapat terperangkap oleh kebaikan kita sendiri atau oleh hal yang kita pandang sebagai kehendak baik. Keutamaan pun dapat menjadi semacam benteng yang bukan saja melindungi, tetapi juga serentak membatasi kita dari kemungkinan yang lebih luhur. Perjuangan kita mencari kebenaran memang selalu tentatif, tetapi mesti kreatif.

Kita adalah makhluk pencari dan penjelajah. Kita tidak pernah boleh memenjarakan diri sendiri bagaikan dalam benteng yang tidak dapat dikunjungi atau dimasuki pihak lain. Kita mesti berlatih dan membiarkan diri tetap berkembang. Berlatih melihat apa yang belum kita lihat dan mencari kebijakan yang belum kita temukan sampai saat ini. Sikap dan perilaku ini juga akan menjadi bukti dan tanda pluriformitas yang kita hargai dalam masyarakat dan komunitas Katolik kita.

Doa: Tuhan, beranikanlah aku untuk ikut bermurah hati seperti Engkau, dan tidak pernah menghitung jasa atau kebaikanku sendiri. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar