Kamis, 21 Juli 2011

Jumat, 22 Juli 2011-Pw Sta. Maria Magdalena (ziarah batin 2011)-Bacaan Injil : Mat. 13:18–2

Jumat, 22 Juli 2011
Pekan Biasa XVI
Pw Sta. Maria Magdalena (P); St. Teofilus
Bacaan I: Kel. 20:1–17
Mazmur : 19:8,9,10,11; R: Yoh. 6:64
Bacaan Injil : Mat. 13:18–23



”Karena itu, dengarlah arti per­um­pamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman ten­tang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengerti­nya, datanglah si jahat dan merampas yang ditabu­rkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila da­tang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang dita­bur­kan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”


Renungan

Kontrak kerja sama selalu berisi butir-butir yang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Dalam kontrak itu juga disepakati hal-hal yang perlu dihindari atau malah harus dijauhi agar tidak merugikan dan merusak kerja sama itu.

Perjanjian di Sinai juga berisi butir-butir yang harus ditaati oleh umat Israel. Namun, ada perbedaan yang sangat mendasar: dalam perjanjian Sinai, butir-butir yang diperintahkan oleh Allah bukan untuk keuntungan Allah, melainkan justru demi keuntungan dan kebaikan umat sendiri. Perintah jangan membunuh, berzina, bersaksi dusta, dan sebagainya bukan untuk keuntungan Allah, tetapi untuk kebaikan manusia dalam hidup bersama. Jika larangan itu dilanggar maka yang akan dialami manusia adalah kekacauan, ketakutan, dan kerugian yang sangat besar. Agar mereka dapat menjauhi segala kejahatan yang menimbulkan kerugian itu maka pada awal perjanjian, Allah memerintahkan agar mereka menomor-satukan Allah—tidak ada allah lain dan menyembah hanya kepada-Nya. Menomor-satukan relasi dengan Allah adalah syarat utama dan mutlak untuk menjalin relasi yang baik dengan sesama.

Doa:


Tuhan, aku sering melalaikan relasi dan komunikasi dengan-Mu sehingga aku sering mengalami kekeringan dalam hidup, relasi dengan sesama juga terhambat. Aku ingin selalu menjaga kesegaran relasiku dengan-Mu, bantulah aku dengan rahmat-Mu agar dapat melakukannya. Amin.

sumber:ziarah batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar