Jumat, 10 Desember 2010
Pw SP Maria dr Loreto; St. Miltiades; B. Marc Antonius Durando
Bacaan I: Yes 48:17-19
Mazmur : 1:1-2.3.4.6; R: Yoh 8:12
Bacaan Injil : Mat 11:16-19
”Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.”
Renungan
Manusia selalu mengingini banyak hal. Tuntutannya beraneka ragam sesuai dengan rasa dan kepentingan yang sedang dominan dalam dirinya pada saat itu. Bisa terjadi bahwa manusia menghalalkan cara tertentu untuk mencapai kepentingannya. Dia tidak ragu mengorbankan kebenaran dan nilai hidup lainnya asalkan kemauannya terpenuhi.
Yesus menghadapi kenyataan bahwa manusia yang selalu mengingini banyak hal itu tidak mau menerima Yohanes Pembaptis maupun diri-Nya. Penolakan itu bukan hanya dari orang perorangan atau lingkup tertentu saja, melainkan meliputi suatu cara hidup yang luas dan berlaku umum dalam kalangan waktu itu. Motif utama dari penolakan mereka ialah ketidakinginan mereka untuk menerima pola hidup baru yang dibawa oleh Yohanes dan Yesus.
Marilah kita belajar dari penolakan orang-orang pada zaman Yesus itu. Keinginan manusia memang banyak, tetapi janganlah mencari kambing hitam apabila kita tidak bisa hidup dalam kebaikan atau kebenaran, atau apabila kita enggan menyesuaikan diri kita dengan pola hidup yang dikehendaki Tuhan. Janganlah kita mempersalahkan orang lain seandainya kita menjadi egois. Janganlah kita mempersalahkan orang lain seandainya kita hidup dalam kebencian dan kecemburuan. Janganlah kita selalu membenarkan diri kita sendiri sambil mempersalahkan orang lain, bahkan mempersalahkan Tuhan sendiri.
Doa: Ya Tuhan, ajarilah aku untuk tidak mempersalahkan siapa dalam segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabku. Ajarilah aku untuk senantiasa mendengarkan Engkau dengan tuntutan-tuntutan cinta kasih-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar