Adam dan Hawa, Manusia Pertama
Bacaan I: 2Sam 7:1-5.8b-12.16
Mazmur : 89:2-3.4-5.27.29; R:2a
Bacaan Injil : Luk 1:67-79
Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya: ”Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya, Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, — seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus — untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita. Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera.”
Renungan
Zakharia mengumandangkan pengalaman imannya yang sangat mengagumkan bahwa Allah telah mengunjungi kita laksana fajar cemerlang. Selalu demikianlah kasih Tuhan: menyapa dan memanggil kita, mendahului kita. Tuhan turun tangan sebelum dosa membinasakan kita, sebelum egoisme dan keserakahan membabi buta dalam kehidupan kita. Tuhan mengunjungi kita laksana fajar cemerlang, sebelum kerapuhan menguasai kita dan kita tak berdaya menyebut nama-Nya, serta tidak berdaya dalam mencintai sesama dan diri kita sendiri.
Pengalaman hidup rohani kita terkadang ironis. Tuhan selalu bergegas laksana fajar cemerlang untuk menyelamatkan kita, tetapi kita justru mengulur-ulur waktu untuk diselamatkan Tuhan. Kita sudah diberi aneka karunia untuk hidup dalam kasih-Nya dan memaklumkan kebaikan-Nya, namun kita cenderung berlambat-lambat menghayati kasih-Nya dan membagikan-Nya kepada orang lain. Tuhan datang dalam diri Kristus yang mencintai kita, sampai kapan kita tetap hidup biasa-biasa saja di hadapan tuntutan rahmat yang seagung itu?
Doa: Ya Tuhan, Engkau datang mengunjungi aku laksana fajar cemerlang. Ajarilah aku untuk mencari dan menemukan Dikau sedini mungkin. Amin.
sumber:ziarah Batin 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar