Rabu, 9 Maret 2011
RABU ABU (U)
St. Primus dan St. Felicianus; St. Efrem;
Sta. Fransiska Romana; St. Gregorius dr Nyssa
Bacaan I : Yl. 2:12–18
Mazmur : 51:3–4,5–6a,12–13,14,17; R: 3a
Bacaan II : 2Kor. 5:20–6:2
Bacaan Injil : Mat. 6:1–6,16–18
Renungan
Salah satu acara yang terkenal di kota Rio de Janeiro, Brasil, adalah karnaval. Jutaan orang dari mancanegara datang untuk menyaksikan acara yang menghabiskan banyak uang ini.
Semula karnaval diadakan satu hari sebelum hari Rabu Abu atau sebelum masa puasa. Karena banyak peminatnya, karnaval diadakan beberapa hari sebelumnya, tetapi tidak boleh sesudah Rabu Abu. Karnaval berasal dari kata Latin yang artinya ”Selamat tinggal daging”. Maksudnya adalah orang boleh makan (daging) sepuasnya sebelum masuk masa puasa yang dimulai pada hari Rabu Abu.
Kewajiban puasa dalam agama Katolik terasa terlalu ringan. Sebab, memang masa Prapaskah tekanannya bukanlah puasa, melainkan pertobatan. Karenanya, masa Prapaskah diawali dengan pengurapan abu, simbol kuat untuk pertobatan. Namun, tobat saja tidak cukup. Seperti kata Santo Agustinus, doa dan tobat kita harus dilengkapi dua hal lain, yaitu puasa dan aksi amal untuk sesama.Pada hari ini kita diurapi dengan abu, tanda pertobatan. Hendaknya hal ini bukan sekadar ritual belaka, melainkan tanda lahiriah untuk pertobatan yang nyata.
doa:Tuhan Yang Mahabaik, doronglah aku agar pada masa Prapaskah ini aku sungguh bertobat, meninggalkan kebiasaan buruk dan memupuk kebiasaan yang baik. Amin
sumber:Ziarah Batin 2011
RABU ABU (U)
St. Primus dan St. Felicianus; St. Efrem;
Sta. Fransiska Romana; St. Gregorius dr Nyssa
Bacaan I : Yl. 2:12–18
Mazmur : 51:3–4,5–6a,12–13,14,17; R: 3a
Bacaan II : 2Kor. 5:20–6:2
Bacaan Injil : Mat. 6:1–6,16–18
”Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. ”Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Renungan
Salah satu acara yang terkenal di kota Rio de Janeiro, Brasil, adalah karnaval. Jutaan orang dari mancanegara datang untuk menyaksikan acara yang menghabiskan banyak uang ini.
Semula karnaval diadakan satu hari sebelum hari Rabu Abu atau sebelum masa puasa. Karena banyak peminatnya, karnaval diadakan beberapa hari sebelumnya, tetapi tidak boleh sesudah Rabu Abu. Karnaval berasal dari kata Latin yang artinya ”Selamat tinggal daging”. Maksudnya adalah orang boleh makan (daging) sepuasnya sebelum masuk masa puasa yang dimulai pada hari Rabu Abu.
Kewajiban puasa dalam agama Katolik terasa terlalu ringan. Sebab, memang masa Prapaskah tekanannya bukanlah puasa, melainkan pertobatan. Karenanya, masa Prapaskah diawali dengan pengurapan abu, simbol kuat untuk pertobatan. Namun, tobat saja tidak cukup. Seperti kata Santo Agustinus, doa dan tobat kita harus dilengkapi dua hal lain, yaitu puasa dan aksi amal untuk sesama.Pada hari ini kita diurapi dengan abu, tanda pertobatan. Hendaknya hal ini bukan sekadar ritual belaka, melainkan tanda lahiriah untuk pertobatan yang nyata.
doa:Tuhan Yang Mahabaik, doronglah aku agar pada masa Prapaskah ini aku sungguh bertobat, meninggalkan kebiasaan buruk dan memupuk kebiasaan yang baik. Amin
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar