Pekan Biasa IX Pw Sta. Perpetua dan Felisitas, Mrt.(M)
Bacaan I: Tob. 1:1a,2a,3; 2:1b–8
Mazmur : 112:1–2,3–4,5–6; R: 1a
Bacaan Injil : Mrk. 12:1–12
Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: ”Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita.Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.” Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.
Renungan
Saat renungan ini ditulis, kasus Gayus Tambunan, sedang ramai dibicarakan. Gayus, pegawai pajak biasa, telah menilep uang pajak milyaran rupiah. Orang pun tersentak dan terkaget-kaget bahwa pegawai sekelas Gayus mampu mengorupsi uang begitu banyak. Seolah-olah soal pajak adalah miliknya sendiri. Itulah juga yang terjadi pada para pekerja upahan di kebun anggur dalam Injil hari ini. Para petani tersebut menjadi serakah dan tidak tahu diri. Mereka jadikan seolah-olah ladang anggur itu milik mereka sendiri. Bahkan, anak yang empunya kebun pun mereka aniaya dan mereka bunuh.
Perumpamaan tentang para pekerja upahan di kebun anggur merupakan kritikan tajam Yesus pada sikap bangsa Israel. Yesus menunjukkan kesalahan bangsa Israel yang menjadikan Kerajaan Allah sebagai milik pribadi. Mereka menyepelekan Firman-Nya dan menolak menaati Putra-Nya, Yesus Kristus. Bahaya seperti ini dapat terus terulang. Para penguasa Gereja dapat saja menunjukkan sikap yang sama seperti para penggarap tanah yang jahat itu. Hal itu terjadi bila mereka menjalani kekuasaannya menurut pikiran mereka sendiri saja dan menolak Firman Allah.
Doa:Tuhan, bukalah hati dan budiku agar aku dapat selalu terbuka pada Sabda yang Kausampaikan kepadaku. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar