Pekan Suci (U) St. Teodorus Trichinas; Sta. Oda
Bacaan I: Yes 50:4–9a
Mazmur : 69:8–10,21bcd–22,31,33–34
Bacaan Injil : Mat. 26:14–25
Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: ”Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: ”Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Jawab Yesus: ”Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.
Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: ”Bukan aku, ya Tuhan?” Ia menjawab: ”Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya, ”Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya: ”Engkau telah mengatakannya.”
Renungan
Kebebasan adalah milik yang paling berharga dan tidak bisa diganggu gugat dalam diri manusia. Bahkan, Tuhan tidak mungkin mengingkari kebebasan yang dimiliki oleh manusia. Seperti halnya yang terjadi pada diri Yudas yang sudah diperingatkan Yesus akan rencana buruk dan jahatnya, tetapi Yudas bersikukuh melanjutkan rencananya entah karena alasan apa pun. Tuhan tidak mau mengurangi kebebasan Yudas dan menghadang niat jahat itu, kendati Yesus bisa saja membatalkannya.
Kebebasan berpikir tidak dapat diberangus apalagi dibunuh. Dan justru itulah, seharusnya yang menjadi dorongan bagi kita untuk tidak berhenti menggunakan kebebasan kita demi kebaikan manusia umumnya, di mana kepentingan kita juga ditampung dan menjadi bagian di dalamnya. Kebebasan kita semakin murni dan kuat bila kita selalu kembali kepada Yesus Kristus, Kebebasan Sejati itu.
Doa: Tuhan, terima kasih atas kebebasan yang Engkau berikan kepadaku. Lindungilah aku agar tidak menyalahgunakan kebebasan itu. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar