Minggu, 24 April 2011

Senin, 25 April 2011(Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Mat. 28:8–15

Senin, 25 April 2011
OKTAF PASKAH (P)
St. Markus, Pengarang Injil
Bacaan I: Kis. 2:14,22–32
Mazmur : 16:1–2a,5,7–8,9–10,11
Bacaan Injil : Mat. 28:8–15

Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ”Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.Maka kata Yesus kepada mereka: ”Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.” Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: ”Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.” Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.



Renungan

Selain tentang kebangkitan Tuhan, Injil hari ini juga mengisahkan tentang perilaku para imam dan tokoh-tokoh masyarakat yang tidak patut dicontoh. Telah nyata-nyata bahwa mereka mendengar tentang kebenaran, tetapi mereka telah menutupi kebenaran itu dengan segala cara. Mereka pun sering kali menutup pintu-pintu Kerajaan Surga.

Di zaman sekarang ini, tidak jarang kita juga melihat sikap dan perilaku para imam dan tokoh masyarakat yang tidak sesuai dengan ajaran Kristus dalam hal kasih. Mungkin kita sendiri pernah berhadapan dengan imam yang seperti itu: di altar memberi berkat, tetapi di luar altar mengutuk; di altar mengajarkan kasih, tetapi di luar altar membenci dan mencaci maki; di altar berbicara tentang pengurbanan, tetapi di luar altar selalu mengeluh dan menyalahkan orang lain. Terhadap imam dan tokoh masyarakat yang tidak bisa dijadikan teladan dalam bertutur kata dan bertingkah laku, bagaimanakah hendaknya kita bersikap?

Yesus telah mengingatkan kita supaya kita tetap menghormati mereka dan mendengarkan apa yang mereka ajarkan, tetapi jangan kita ikuti perbuatan mereka yang tidak sesuai dengan ajaran kasih-Nya (bdk. Mat 23:2–3). Untuk mereka yang telah menyimpang dari jalan Tuhan, hendaknya kita turut mendoakan mereka supaya—oleh rahmat Tuhan—mereka dapat kembali ke jalan-Nya.

Doa: Ya Tuhan, berkatilah para imam-Mu yang Kauutus bagi umat-Mu. Jadikanlah mereka gembala-Mu yang sejati, yang menggembalakan umat-Mu hingga selamat sampai kepada-Mu. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar