Pekan Biasa XII (H) St. Yosephus Cafasso; Sta. Etheldreda
Bacaan I: Kej. 16:1–12,15–16
Mazmur : 106:1–2,3–4a,4b–5; R: 1a
Bacaan Injil : Mat. 7:21–29

Renungan
Bagaimanakah rasanya menjadi seorang istri yang tidak memiliki anak bertahun-tahun? Dalam tradisi Timur Tengah yang paternalistik, rasanya sebuah ”aib” yang berat kalau seorang istri tidak kunjung mengandung. Bahkan, aib itu diyakini sebagai ”hukuman dari Allah” akibat dosa yang telah mereka perbuat. Itulah sebabnya Sara ”menyerahkan” Hagar kepada suaminya Abraham agar dari Hagarlah ada keturunan. Keyakinan Sara itu dijungkirbalikkan oleh Allah. Allah tetap setia pada janji-Nya untuk memberikan keturunan kepada Abraham dan Sara. Maka terpenuhilah janji-Nya, di usia tuanya itu Sara mengandung dan melahirkan Ishak.
Bagaimanakah mungkin Abraham dan Sara akan percaya penuh harapan kalau mereka tidak mengenal siapakah Allah yang mereka imani. Orang mengenal Allah tidak hanya dengan perkataan, melainkan dengan melaksanakan Sabda-Nya, ”Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”
Orang yang melaksanakan Sabda Allah itu tidak lagi memperlakukan dirinya sebagai pusat hidupnya, melainkan menjadikan Allah sebagai andalannya meskipun masa depan tidak jelas, bahkan kalau tidak ada alasan untuk berharap sekalipun. Hidup dalam pengharapan akan Allah ibarat orang yang membangun rumah tidak di atas pasir yang cepat hanyut oleh banjir, tetapi di atas wadas, karena Allah itulah wadas hidupnya.
Doa: Bapa, betapa aku sering mudah putus asa ketika menghadapi banyak ketidakpastian dalam hidup ini. Curahkanlah Roh-Mu agar aku belajar memutuskan tanpa terpaksa untuk menjadikan Engkau satu-satunya andalan hidupku. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar