HARI RAYA TUBUH & DARAH KRISTUS (P)
St. Yohanes dan Paulus; Sta. Maria Magdalena Fontaine;
St. Yohanes Baptista Makado; St. Leo Tanaka dkk.
Bacaan I: Ul. 8:2–3,14b–16a
Mazmur : 147:12–13,14–15,19–20; R: 12a
Bacaan II : 1Kor. 10:16–17
Bacaan Injil : Yoh. 6:51–58
”Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata, ”Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.” Maka kata Yesus kepada mereka, ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barang siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barang siapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barang siapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Renungan
Kalau boleh tahu, bagaimana perasaan Anda saat berangkat dari rumah untuk merayakan Ekaristi Minggu atau harian? Apakah ada rasa terbebani sebagai sebuah kewajiban utama, atau sebagai kebutuhan rohani, dan sebagainya?
Sesungguhnya, bukan hanya kita yang membutuhkan Ekaristi, tetapi pertama-tama Yesuslah yang sangat membutuhkan kita untuk hadir dalam perjamuan kasih-Nya. Yesus tidak tahan untuk tidak mengasihi manusia sehabis-habisnya sehingga dengan penuh harapan, Dia merindukan kehadiran kita semua untuk menyantap Daging-Nya dan meminum
Darah-Nya agar kita beroleh hidup yang kekal! Apakah yang engkau rasakan bila Yesus mengatakannya padamu, ”Aku menantikan kehadiranmu!
Maukah engkau datang pada-Ku?” Kita merasa terharu bukan?
Panggilan untuk merayakan Ekaristi bersama Yesus sebenarnya tidak lain adalah panggilan untuk dikasihi Allah seutuhnya.
Namun, panggilan itu sulit kita dengarkan karena kita lebih suka dikasihi dengan syarat: kalau aku berhasil dalam studiku, bila prestasiku lebih tinggi daripada teman-temanku, bila aku memiliki jabatan yang mapan, dan sebagainya. Itulah ”ketentuan dunia yang mengasihi manusia hanya kalau orang berhasil”. Jalan pikiran macam itulah yang diubah oleh Yesus. Hidup kekal itu tidak mulai nanti setelah kita mati, tetapi sudah mulai saat kita mau tekun merayakan Ekaristi. Buah Ekaristi itu akan tampak dalam hidup yang berbagi: penuh keramahan, berani minta dikritik dan dievaluasi, berani bermurah hati, dan berani mengampuni tanpa menghakimi!
Doa: Bapa, aku bersyukur atas santapan Tubuh dan Darah Putra-Mu Yesus Kristus. Semoga berkat santapan itu aku mewujudkan harapan akan hidup kekal dengan saling mengasihi sebagaimana Engkau mengasihi aku tanpa syarat. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar