Selasa, 28 Juni 2011

Rabu, 29 Juni 2011,HARI RAYA St. Petrus dan St. Paulus (Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Mat. 16:13–19

Rabu, 29 Juni 2011
HARI RAYA St. Petrus dan St. Paulus, RasUL (M)

Bacaan I: Kis. 12:1–11
Mazmur : 34:2–3,4–5,6–7,8–9; R:5
Bacaan I I : Tim. 4:6–8,17–18
Bacaan Injil : Mat. 16:13–19


Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: ”Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: ”Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ”Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: ”Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: ”Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”


Renungan

Baik Petrus maupun Paulus sebenarnya dua pribadi yang wataknya hampir sama. Petrus digambarkan sebagai orang yang meledak-ledak emosinya. Sesaat dia akan begitu antusias untuk mengikuti Yesus, Gurunya, bahkan dia penuh semangat untuk membela Sang Guru itu sampai kapan pun. Kenyataannya yang kemudian terjadi, Petrus malah menyangkal Yesus ketika ditanya apakah dia juga murid Yesus. Namun, ia juga pribadi yang mengenal siapakah Yesus. Ia mengenal Yesus sebagai Mesias, Allah yang hidup, sehingga Yesus pun mempercayakan kepadanya ”jemaat” untuk dibangun dalam hidupnya, yang berperan sebagai ”batu karang”-Nya.

Begitu jugalah Paulus, yang pribadinya keras luar biasa, sebagai orang Ibrani asli, ahli Taurat dan termasuk orang Farisi. Bahkan Paulus, yang dahulu bernama Saulus telah mengejar-ngejar para pengikut Kristus dan membunuhnya.

Namun, teguran Tuhan di depan pintu gerbang Damsyik, sampai ia terjatuh dari kudanya dan menjadi buta, telah memutarbalikkan jalan hidup dan pikiran Paulus. Ia menjadi pengikut Kristus, bahkan menjadi pewarta Injil yang cerdas, tangguh, dan handal sampai ke segala bangsa bukan Yahudi.

Watak yang keras ternyata bukanlah halangan bagi Allah untuk memanggil Petrus dan Paulus membangun komunitas orang beriman di tengah segala bangsa bukan Yahudi. Dengan kepribadian yang tangguh dan keras itu, mereka mewartakan Injil agar Gereja ditantang untuk hidup di tengah dunia, bukan sebagai ”gedung” melainkan sebagai ”peristiwa hidup”, sebuah komunitas beriman, yang membawa tanda keselamatan dari Yesus Sang Mesias.

Doa: Bapa di surga, curahkanlah Roh-Mu agar aku mampu menjadi pewarta Injil-Mu dalam kata dan perbuatan kasih sebagaimana diteladankan St. Petrus dan Paulus. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar