Pekan Paskah VII (P) B. Anna dr St. Bartolomeus
Bacaan I: Kis. 20:17–27
Mazmur : 68:10–11,20–21; R: 33a
Bacaan Injil : Yoh. 17:1–11a
Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata, ”Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu.
Renungan
Kita hidup di era serba teknologi. Banyak kemudahan dan kenyamanan yang kita peroleh, tetapi tidak kurang pula dampak negatif yang ditimbulkannya. Handphone (hp), misalnya. memudahkan kita berkomunikasi dengan banyak orang di berbagai belahan dunia dalam waktu singkat. Akan tetapi, dengan hp yang sama orang bisa menjadi begitu reaktif dan cepat marah hanya karena telepon tidak diaktifkan, sms tidak dibalas, gelisah kalau habis pulsa, perasaan was-was dan cemas karena mendapat sms berbau teror dari orang yang tidak dikenal, merasa privasinya terganggu, dan lain-lain. hp itu telah ”membelenggu” manusia dan berubah rupa seolah-olah menjadi ”tuhan yang baru”, dewa yang dicintai sekaligus ditakuti.
St. Paulus justru sebaliknya, ia begitu mengandalkan imannya akan Yesus yang bangkit. Karena itu, Paulus tidak membiarkan dirinya dibelenggu oleh ”kenyamanan hidup bersama” di Efesus melainkan berani melangkah dalam ketidakpastian menuju Yerusalem, tempat ia akan dipenjara. Doa Yesus senantiasa menyertainya sehingga ia tidak takut kehilangan nyawa sekalipun. Doa Yesus yang sama juga menyertai kita hingga hari ini agar kita senantiasa berada di dalam kasih-Nya, bukan dalam gengaman telepon genggam dan aneka kenikmatan duniawi lainnya.
Doa: Bapa, aku bersyukur telah menjadi milik-Mu. Curahkanlah Roh Pengharapan-Mu agar aku tidak takut menanggung risiko menjadi tanda keselamatan-Mu. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar