Kamis, 25 Agustus 2011
Pekan Biasa XXI (H)St. Ludowikus; St. Yosef dr Calasanz;
B. Maria dr Yesus Tersalib
Bacaan I: 1Tes. 3:7–13
Mazmur : 90:3–4,12–13,14,17
Bacaan Injil : Mat. 24:42–51
"Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.
Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."
Renungan
Sabtu siang Frater Niko bersiul-siul gembira di ruang makan seminari. Pulang kuliah tadi ia bersenandung sepanjang jalan sambil mengayuh sepedanya. Setelah makan siang ia akan ke Pasir Nangka, sebuah stasi-desa di selatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang tiap minggu ketiga rutin dilayaninya selama dua tahun terakhir ini. Sabtu malam ia memimpin ibadat sabda dan diskusi katekese di sana. Bermalam di rumah umat yang sederhana, namun dengan ’pelayanan prima’ seperti tamu agung. Perjalanan panjang 6–7 jam tak dirasa letih saat berkumpul kembali bersama umat setempat. Ada banyak bahan diskusi katekese yang muncul dalam setiap pertemuan. Umat selalu merindukan kehadiran frater muda yang akan memberikan setetes ’air penyejuk iman’ ini. Mereka ingin hidupnya semakin selaras dengan kehendak Allah.
Kerinduan perjumpaan umat-gembala juga terjadi antara Paulus dan Jemaat Tesalonika. ”Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh supaya kita dapat bertemu muka...agar kalian tak bercacat dan kudus di hadapan Allah...”, itu yang diungkapkan dalam bacaan hari ini.
Memang, benih iman yang telah ditaburkan dalam diri kita harus terus-menerus dipelihara agar tumbuh subur. Bersama para pelayan rohani kita merawatnya sedemikian rupa agar hidup semakin sempurna dari hari ke hari, sampai hari kedatangan Tuhan.
Doa: Tuhan Yesus, dampingi aku untuk memperbaiki hidupku setiap saat sambil menantikan kedatangan-Mu kembali kelak. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar