Kamis, 25 Agustus 2011

Jumat, 26 Agustus 2011 (Ziarah batin 2011)

Jumat, 26 Agustus 2011
Pekan Biasa XXI (H)
Sta. Teresia Yornet; St. Zepherinus, Paus; Sta. Teresia dr Avila
Bacaan I: 1Tes. 4:1–8
Mazmur : 97:1–2b,5–6,10–12; R: 12a
Bacaan Injil : Mat. 25:1–13


”Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang meng­ambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!
Songsonglah dia! Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”



Renungan

Lima tahun setelah terbunuhnya John F. Kennedy, Eunice Kennedy, adik mendiang Presiden Amerika, merintis olimpiade khusus bagi anak-anak berketerbelakangan mental (tunagrahita) di tanah milik keluarganya di Maryland pada tahun 1968. Kegiatan yang kemudian dikenal sebagai ”Special Olympics Games” itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri para penyandang tunagrahita. Melalui pendampingan khusus para orangtua dan para pembinanya, penyandang tunagrahita dibangun semangat hidup mandirinya melalui berbagai kompetisi olahraga. Dengan segala keterbatasan yang disandangnya, mereka diajak bangkit menemukan bakatnya, lalu ditantang mengembangkan dirinya seoptimal mungkin agar bisa lebih mandiri. Di Indonesia ada SOINA, Special Olympics Indonesia, yang menargetkan menghasilkan 100.000 atlet tunagrahita pada tahun 2015. Data WHO memperkirakan 3% penduduk Indonesia adalah tunagrahita.

Meraih prestasi membutuhkan usaha keras dan sungguh-sungguh. Tak heran kalau Paulus selain memuji apa yang telah dikerjakan oleh umatnya di Tesalonika, juga meminta mereka untuk lebih bersungguh-sungguh lagi. Pendek kata, mereka harus lebih dan lebih lagi dalam mengupayakan hidup sempurna di hadapan Allah. Persis seperti sepuluh gadis dalam Injil yang semuanya telah siap menanti datangnya pengantin. Namun, hanya lima orang yang mendapat kesempatan masuk ruang perjamuan nikah. Hanya yang terbaiklah yang berkenan di hadapan Allah.

Doa: Tuhan Yesus, Engkau mengajak aku untuk hidup sempurna seperti Bapa sempurna adanya. Bantu aku untuk bangkit meraihnya kembali setiap kali aku jatuh dalam dosaku. Amin.

sumber:Ziarah batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar