Jumat, 26 Agustus 2011

Sabtu, 27 Agustus 2011 (Ziarah batin 2011)

Sabtu, 27 Agustus 2011
Pekan Biasa XXI
Pw Sta. Monika (P); Sta. Emma; St. Cyrilus dr Alexandria
Bacaan I: 1Tes. 4:9–11
Mazmur : 98:1.7–8,9; R: lih. 9
Bacaan Injil : Luk. 7:1–17


Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kaper­naum. Di situ ada seorang perwira yang mem­punyai seorang hamba, yang sangat dihar­gainya. Hamba itu sedang sakit keras dan ham­pir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya.Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: ”Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami.” Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: ”Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumah­ku; sebab itu aku juga menganggap diri­ku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hamba­ku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri se­orang bawahan, dan di bawahku ada pula pra­jurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.”
Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil ber­paling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: ”Aku berkata kepadamu, iman se­besar ini tidak pernah Aku jumpai, se­kali­pun di antara orang Israel!” Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kem­bali. Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. (Bacaan selengkapnya lihat Alkitab....)



Renungan

Santa Monika adalah patron keteladanan seorang ibu dan seorang istri yang mencintai keluarganya secara total. Ia rela melakukan apa pun untuk orang-orang yang dikasihinya. Bukan sekadar mengasihi. Karena segala perjuangan hidupnya itu dibingkainya dalam iman. Ia percaya bahwa Allah peduli terhadap perjuangan umat-Nya.

Segala usahanya selalu disertai doa-doa yang tanpa henti. Memang, buah dari doa-doanya yang tanpa henti itu tidak dinikmatinya secara langsung. Patrisius, sang suami tercinta, baru bertobat dan kemudian dibaptis pada saat ajal siap menjemputnya. Begitu juga pertobatan putranya. Doa-doa yang tak kunjung putus dilantunkan oleh Santa Monika baru siap dipanen beberapa tahun setelah ia wafat. Pertobatan telah menuntun sang putra menjadi seorang imam, menjadi Uskup Hippo di Afrika Utara, dan menjadi pujangga Gereja yang terkenal kesuciannya. Dialah Santo Agustinus yang hari peringatannya selalu dirayakan oleh Gereja sehari setelah Santa Monika.

Gereja masa kini tetap membutuhkan manusia seperti Santa Monika agar karya misi Kristus dapat berkelanjutan. Manusia yang tegar dalam derita. Manusia yang setia dalam iman. Manusia yang berserah kepada rencana Tuhan, tanpa henti berdoa, manakala segala usaha dirasakannya tidak membuahkan hasil. Manusia yang selalu membangun hidupnya dalam kasih Allah.


Doa: Allah Mahaagung, tak ada hidup yang lebih indah selain hidup di dalam kasih-Mu. Tuntunlah aku mengikuti kesetiaan St. Monika dalam membangun hidupku ini. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar