Selasa, 9 Agustus 2011
Pekan Biasa XIX (H)
St. Oswaldus; Sta. Teresia Benedikta dr Salib
Bacaan I : Ul. 31:1–8
Mazmur : Ul. 32:3–4a,7–9,12; R: 9a
Bacaan Injil : Mat. 18:1–5,10,12–14
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya, ”Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata, ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barang siapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barang siapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga. Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Renungan
Masih lekat dalam ingatan kita proses alih kepemimpinan di Keuskupan Agung Jakarta yang berlangsung dalam Perayaan Ekaristi Hari Raya Petrus & Paulus, 29 Juni 2010. Indah dan mengharukan. Diawali dengan bersama-sama menyanyikan lagu In Nomine Iesu, yang merupakan sesanti Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ. Setelah itu Kardinal menyerahkan tongkat gembalanya kepada Uskup Agung Ignatius Suharyo.
Setelah menerima tongkat itu, Mgr. Suharyo mencium tangan dan cincin Romo Kardinal, yang menandakan kesetiaan dan kesediaannya melanjutkan tugas penggembalaan di KAJ. Kemudian Romo Kardinal memeluk Mgr. Suharyo, yang mengungkapkan kasih dan restunya kepada Uskup Agung Jakarta yang baru. Prosesi alih kepemimpinan ditutup dengan menyanyikan lagu Serviens Domino, yang diinspirasikan oleh sesanti Mgr. Suharyo.
Suksesi Apostolik dalam Gereja Katolik berlangsung sederhana dan tanpa ingar-bingar sebagaimana layaknya pemilihan dan pergantian kepemimpinan dalam dunia politik dan organisasi kemasyarakatan. Praktis tanpa politik uang, tanpa intrik, dan tanpa ”kongkalikong”.
Yesus Sang Guru mengamanatkan semua murid-Nya untuk melandaskan kepemimpinan pada semangat pelayanan dan kesederhanaan. Menjadi pemimpin bukan untuk berkuasa. Bukan untuk meraup segala sesuatu bagi kepentingannya sendiri. Menjadi pemimpin artinya menjadi pelayan...yang siap mencari dan menemukan domba-domba yang hilang.
Doa
Allah Bapa, bentuklah aku menjadi orang yang selalu siap melayani sesamaku dalam semangat kesederhanaan. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar