Sabtu, 17 September 2011
Pekan Biasa XXIV (H)
St. Robertus Bellarminus; Sta. Hildegardis; St. Albertus dr Yerusalem; St. Martinus dr Finojosa
Bacaan I : 1Tim. 6:13–16
Mazmur : 100:2,3,4,5; R: 2c
Bacaan Injil : Luk. 8:4–15
Ketika
orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari
kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu
perumpamaan. …
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud
perumpamaan itu. Lalu Ia menjawab: ”Kepadamu diberi karunia untuk
mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal
itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka
tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah
arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di
pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian
datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya
mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang
berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu,
menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka
percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh
dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan
dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan
kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah
yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang
setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan
mengeluarkan buah dalam ketekunan.”
Renungan
Tumbuh
atau tidaknya sebuah tanaman tidak hanya tergantung pada benih yang
ditaburkan, melainkan juga ditentukan oleh kualitas tanahnya.
Proses
pertumbuhan tanaman seperti itu dijadikan Yesus untuk menggambarkan
situasi hati manusia ketika menerima Sabda Allah. Hati manusia adalah
tanah atau lahan tempat benih ditaburkan, sedangkan Sabda Allah adalah
benih yang ditaburkan dalam hati manusia. Sabda Allah yang ditaburkan
pasti berkualitas baik. Namun, hati manusia yang menerimanya kadang
kurang baik. Yesus melukiskan hati manusia seperti tanah yang ada
dipinggir jalan, tanah yang berbatu-batu, tanah di tengah semah duri,
dan tanah yang baik. Keadaan tanah, tempat benih itu jatuh akan
menentukan hasilnya. Demikian juga, kesuburan hati manusia akan
menentukan tumbuhnya benih Sabda Allah yang telah ditaburkan. Tidak
semua Sabda Allah yang ditaburkan dalam hati manusia dapat bertumbuh
dan berbuah.
Hidup orang beriman sangat tergantung dari firman
Allah. Maka, sangat penting bagi orang beriman untuk memelihara dan
mengembangkan firman Allah yang telah ditaburkan dalam hatinya.
Doa
Ya
Tuhan, Engkau telah menaburkan benih-benih kebaikan dalam diriku.
Bantulah aku untuk dapat memelihara dan meneruskannya kepada sesamaku.
Amin.
sumber :Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar