Rabu, 12 oktober 2011
Pekan Biasa XXVIII (H)St. Serafinus dr Montegranaro;
St. Wilfridus; B. Maria Teresa Fasce
Bacaan I: Rm. 2:1–11
Mazmur : 62:2–3,6–7,9; R: 13b
Bacaan Injil : Luk. 11:42–46
”Tetapi
celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar
persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu
mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan
yang lain jangan diabaikan. Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi,
sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka
menerima penghormatan di pasar. Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti
kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya,
tidak mengetahuinya.”
Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu
menjawab dan berkata kepada-Nya: ”Guru, dengan berkata demikian, Engkau
menghina kami juga.” Tetapi Ia menjawab: ”Celakalah kamu juga, hai
ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul
pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu
jari pun.”
Renungan
Kecaman
yang dilontarkan Yesus kepada orang-orang Farisi dan para ahli Taurat
makin pedas. Dia membongkar kebobrokan praktik kehidupan agama mereka
yang bermotivasi agar dilihat dan dihormati orang. Mereka juga membuat
hukum dan peraturan yang mereka sendiri tidak melaksanakannya. Mereka
bukan saja penuh dengan kebusukan dan kebobrokan, tetapi justru
menyesatkan orang lain dengan ajaran-ajaran mereka. Mereka diibaratkan
dengan kubur yang tidak punya tanda. Dalam adat istiadat orang Yahudi,
orang yang menginjak kubur akan najis selama tujuh hari. Banyak orang
menginjak kubur karena kubur tersebut tidak punya tanda. Orang Farisi
adalah kubur-kubur yang tidak punya tanda dan orang bisa saja mendekati
mereka dan terkontaminasi dengan ajaran sesat mereka.
Sementara
itu, Yesus mengajarkan dan mengingatkan kembali, baik para ahli Taurat
dan orang Farisi bahwa esensi dari perintah Allah adalah kasih dan
keadilan. Allah sendiri adalah kasih dan segala yang dia lakukan
mengalir dari kasih-Nya. Kasih adalah pengorbanan yang selalu merangkul
dan meringankan beban orang lain.
Doa: Allah Yang
Maha Pengasih dan Penyayang, kobarkanlah semangat cinta dalam hatiku
agar aku selalu hanya memerhatikan apa yang paling utama dan penting
dalam hidup ini, yaitu membagi kasih dengan sesama. Amin.
sumber: ziarah batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar