Kamis, 5 Januari 2012
HARI BIASA MASA NATAL (P)
St. Simeon Stylites Tua;
St. Yohanes Nepomuk Neumann; B. Karolus Houben
Bacaan I: 1Yoh. 3:11–21
Mazmur : 100:1–2.3.4.5; R: 1
Bacaan Injil : Yoh. 1:43–51
Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia
bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: ”Ikutlah Aku!”
Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus
bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: ”Kami telah menemukan
Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu
Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.”
Kata Natanael kepadanya:
”Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata Filipus
kepadanya: ”Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang
kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: ”Lihat, inilah seorang Israel
sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!”
Kata Natanael
kepada-Nya: ”Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya:
”Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah
pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya: ”Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau
Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya: ”Karena Aku berkata
kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya?
Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.” Lalu kata
Yesus kepadanya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat
langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak
Manusia.”
Renungan
Sikap skeptis berupa rasa curiga, tidak
mudah percaya dan bersikap hati-hati atas tindakan orang lain sering
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Di zaman-Nya, Yesus juga
menghadapi sikap skeptis dari Natanael, yang bahkan memberi komentar
sinis: ”Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh. 1:46).
Tampaknya Natanael tidak menyukai Nazaret, tidak mau tahu tentang apa
yang terjadi di sana dan tidak mau berhubungan dengan orang-orang di
sana. Baginya tidak mungkin seorang Mesias datang dari kota kecil yang
tidak terkenal.
Kita juga bisa tergoda mengikuti sikap
Natanael, yakni menolak orang-orang lain atau mengambil jarak dari
mereka, karena mereka berasal dari kalangan, suku, daerah atau posisi
yang kita tidak sukai. Kadangkala menolak, meragukan atau tidak percaya
akan kelebihan dan kemampuan orang lain. Mungkinkah sesuatu yang baik
datang dari si A atau si B, atau dari daerah atau suku C atau D?
Rekannya Filipus mengambil strategi yang lebih bijaksana, yakni
mengundang Natanael untuk ”mari dan lihatlah!” (Yoh. 1:47), yakni untuk
mengalami secara pribadi siapakah Yesus itu. Ketika berjumpa dengan
Yesus secara langsung, Natanael menemukan dalam diri-Nya hal-hal yang
melampaui harapan dan impiannya. Yesus mengetahui pemikiran dan
kedalaman hatinya dan mewahyukan kepadanya keinginannya yang terdalam,
yakni mengenal Dia secara pribadi. Yesus menghantar Natanael pada iman
yang baru. Yesus juga menyukai sifat dan sikapnya yang penuh ketulusan
dan tidak berpura-pura. ”Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada
kepalsuan di dalamnya!” (Yoh. 1:47).
Doa: Tuhan Yesus Kristus,
berikanlah aku hati yang murni dan tulus, untuk semakin mengenal Engkau;
jauhkanlah aku dari sikap berpura-pura dan munafik. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar