Rabu, 25 Januari 2012
Pekan Biasa III
Pesta Pertobatan St. Paulus, Rasul (P)
Bacaan I: Kis. 22:3–16 atau Kis. 9:1–22
Mazmur : 117:1.2. Ref: Mrk. 16:15
Bacaan Injil : Mrk. 16:15–18
Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Pergilah ke seluruh dunia,
beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan
dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan
dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka
akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam
bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan
sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka;
mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan
sembuh.”
Renungan
Kisah pertobatan St. Paulus, rasul, mengubah garis dan orientasi
hidupnya. Pengalaman perjumpaannya dengan Yesus dalam perjalanan ke kota
Damsyik sungguh eksistensial, yakni menyentuh seluruh keberadaannya.
Suatu perjumpaan yang mengubah segala-galanya. Dari seorang penganiya
dan pengejar pengikut-pengikut Kristus menjadi rasul agung Kristus.
Sebelum menerima Yesus, ia membanggakan diri sebagai orang Yahudi sejati
dan pelaksana hukum Musa. Tidak mengherankan ia marah dengan ajaran
dari para murid Yesus. Ia tidak keberatan ketika Stefanus dirajam.
Tidak ada persiapan apa-apa dari Paulus untuk menerima Yesus, tidak
ada pengajaran atau katekismus atau retret. Semuanya terjadi secara
tiba-tiba. Inisiatif berasal dari Allah. Allah jugalah yang menghendaki
perubahan radikal dalam hidup Paulus.
Namun, barangkali kematian heroik dari Stefanus menumbuhkan
benih-benih keraguan pada keyakinannya sendiri dan sekaligus menimbulkan
pertanyaan tentang siapakah Yesus itu yang mampu membuat orang seperti
Stefanus begitu setia menjadi murid-Nya, sampai rela mengorbankan
nyawanya?
Pertobatan St. Paulus turut mengajak kita untuk merefleksikan saat-saat
Allah mau berjumpa dengan kita dengan rahmat-rahmat yang disediakan-Nya.
Ada saat Allah menjumpai kita dengan membawa rahmat pertobatan. Ada
saat Allah menjumpai kita dengan rahmat pembebasan. Ada saat Allah
menjumpai kita dengan rahmat sukacita. Ya, setiap saat Allah mau
menjumpai kita karena cinta dan belas kasih-Nya yang begitu luas dan
dalam.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, berikanlah aku hati yang mau bertobat dan menerima sukacita yang berasal dari-Mu. Amin.
sumber :ziarah batin 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar