Kamis, 26 Januari 2012

Sabtu, 28 Januari 2012~Pw St. Thomas dr Aquino, ImPujG

Sabtu, 28 Januari 2012
Pekan Biasa III
Pw St. Thomas dr Aquino, ImPujG. (P) St. Karolus Agung; St. Petrus Nolaskus; Manfredus
Bacaan I : 2Sam. 12:1–7a.10–17
Mazmur : 51:12–13.14–15.16–17; R: 12a
Bacaan Injil : Mrk. 4:35–41







Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: ”Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka me­ninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya mem­ba­ngunkan Dia dan berkata kepada-Nya: ”Guru, Engkau tidak perduli kalau kita bi­nasa?”Ia pun bangun, menghardik angin itu dan ber­ka­ta kepada danau itu: ”Diam! Tenang­lah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: ”Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”

Renungan
Kecerobohan atau kekeliruan dalam hal kecil dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal dalam kehidupan atau pekerjaan kita. Inilah yang dialami oleh Daud. Kecerobohan, kesalahan dan ketidakbijaksanaannya mengambil istri Uria menjadi istrinya dengan mengorbankan Uria di medan perang menyebabkan kegelisahan, ketidaktenangan dan penderitaan batin yang berkelanjutan.
Namun, Tuhan itu selalu baik. Ia mengirim Natan untuk menegur dan memperingatkan Daud akan kesalahannya dan meminta dia menyesal dan bertobat. Tuhan tidak mau membiarkan Daud jatuh dari satu kesalahan ke kesalahan lain, dari satu kekeliruan ke kekeliruan lain. Natan menghantar Daud, tahap demi tahap, dalam proses penyadaran akan dosa dan menuju penyesalan. Daud terbuka menerima teguran Allah melalui Natan disertai sikap penyesalan. Daud lalu menyesal dan minta ampun! Dia sadar bahwa Allah itu memang kaya dalam kerahiman (bdk. Ef. 2:4). Demikian, ia tetap mendapat tempat di hati Allah.
Dengan tangan terbuka Allah senantiasa mempersilahkan kita untuk bertobat agar kita menemukan kembali apa yang terbaik dalam diri kita, menemukan kembali anugerah-anugerah dan buah-buah Roh Kudus yang telah ditanamkan di dalam diri kita, seperti ”kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal. 5:22–23). Untuk itu, Tuhan akan mengingatkan kita dengan berbagai cara, bahkan berupa badai dan taufan sekalipun, agar kita kembali kepada-Nya.

Doa
Tuhan Yesus, ketika aku keliru dan ceroboh, tegurlah aku, agar aku sadar, menyesal dan bertobat. Rahmatilah aku dengan kerahiman-Mu yang melim­pah. Amin.


sumber : ziarah batin 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar