Sabtu, 28 Januari 2012
Pekan Biasa III
Pw St. Thomas dr Aquino, ImPujG. (P)
St. Karolus Agung; St. Petrus Nolaskus; Manfredus
Bacaan I : 2Sam. 12:1–7a.10–17
Mazmur : 51:12–13.14–15.16–17; R: 12a
Bacaan Injil : Mrk. 4:35–41
Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada
mereka: ”Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang
banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam
perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai
Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur
masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.Pada
waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka
murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: ”Guru, Engkau
tidak perduli kalau kita binasa?”Ia pun bangun, menghardik angin itu
dan berkata kepada danau itu: ”Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda
dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka:
”Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi
sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: ”Siapa gerangan orang
ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Renungan
Kecerobohan atau kekeliruan dalam hal kecil dapat
mengakibatkan sesuatu yang fatal dalam kehidupan atau pekerjaan kita.
Inilah yang dialami oleh Daud. Kecerobohan, kesalahan dan
ketidakbijaksanaannya mengambil istri Uria menjadi istrinya dengan
mengorbankan Uria di medan perang menyebabkan kegelisahan,
ketidaktenangan dan penderitaan batin yang berkelanjutan.
Namun, Tuhan itu selalu baik. Ia mengirim Natan untuk menegur
dan memperingatkan Daud akan kesalahannya dan meminta dia menyesal dan
bertobat. Tuhan tidak mau membiarkan Daud jatuh dari satu kesalahan ke
kesalahan lain, dari satu kekeliruan ke kekeliruan lain. Natan
menghantar Daud, tahap demi tahap, dalam proses penyadaran akan dosa dan
menuju penyesalan. Daud terbuka menerima teguran Allah melalui Natan
disertai sikap penyesalan. Daud lalu menyesal dan minta ampun! Dia sadar
bahwa Allah itu memang kaya dalam kerahiman (bdk. Ef. 2:4). Demikian,
ia tetap mendapat tempat di hati Allah.
Dengan tangan terbuka Allah senantiasa mempersilahkan kita
untuk bertobat agar kita menemukan kembali apa yang terbaik dalam diri
kita, menemukan kembali anugerah-anugerah dan buah-buah Roh Kudus yang
telah ditanamkan di dalam diri kita, seperti ”kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri” (Gal. 5:22–23). Untuk itu, Tuhan akan mengingatkan kita
dengan berbagai cara, bahkan berupa badai dan taufan sekalipun, agar
kita kembali kepada-Nya.
Doa
Tuhan Yesus, ketika aku keliru dan ceroboh, tegurlah aku, agar
aku sadar, menyesal dan bertobat. Rahmatilah aku dengan kerahiman-Mu
yang melimpah. Amin.
sumber : ziarah batin 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar