Pekan Prapaskah I (U)
St. Agnes dr Praha; St. Simplisius, Paus
Bacaan I : Yeh. 18:21–28
Mazmur : 130:1–2.3–4ab.4c–6.7–8; R: 3
Bacaan Injil : Mat. 5:20–26
”M aka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”
Renungan
Ada orang yang suka marah. Sedikit-sedikit marah. Marah seolah-olah sudah menjadi bagian hidupnya. Kalau tidak marah, hidup rasanya belum lengkap. Dia lupa bahwa kemarahan bisa merusak hubungannya dengan orang lain dan tidak baik untuk dirinya sendiri.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengemukakan dimensi-dimensi baru dalam mengikuti Dia. Pengikut-Nya tidak cukup hanya sekadar mengikuti aturan-aturan yang sudah ada, tetapi harus memiliki nilai plus. Salah satunya adalah menyingkirkan kemarahan dan dendam. Kemarahan dan dendam itu membunuh karakter seseorang. Kemarahan dan dendam itu merugikan. Sikap itu membuat orang tidak bisa berkembang. Jika sikap demikian masih ada dalam diri kita maka mesti cepat dibereskan. Tuhan menghendaki kita merdeka dari sikap demikian.
Kemarahan dan dendam tidak pernah akan menyelesaikan masalah, tetapi malah menambah masalah baru. Relasi bisa semakin runyam. Dendam hanya akan mendatangkan dendam baru. Masa Prapaskah adalah kesempatan berharga bagi kita untuk memperbaiki relasi-relasi kita dengan Tuhan, sesama, dan alam. Tuhan selalu memberikan kesempatan kepada kita untuk melakukan pertobatan. Maukah kita?
Doa
Ya Tuhan, terima kasih atas rahmat pertobatan yang Engkau kobarkan dalam diriku. Semoga aku mampu menyambut undangan-Mu itu dengan berusaha membangun relasi yang baik dengan Engkau, sesama, dan alam semesta ini. Amin.
sumber :ziarah batin 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar