Kamis, 19 April 2012
Pekan Paskah II (P)
St. Leo IX, Paus; Sta. Tarbula;
St. Elfege; St. Werner; Sta. Agnes Montepulciano
Mazmur : 34:2.9.17–18.19–20; R: 7a
Bacaan Injil : Yoh. 3:31–36
Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian tentang Yesus di hadapan
murid-muridnya: ”Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya;
siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata
dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari surga adalah di atas
semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang
didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu.
Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah
benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman
Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa
mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barang
siapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barang
siapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan
murka Allah tetap ada di atasnya.”
Renungan
Hidup kekal adalah hidup abadi, yaitu hidup yang tidak ada batas dan
sekatnya. Bila diumpamakan, hidup kekal itu seperti sebuah garis
panjang tanpa ujung dan bukan sebuah kotak dengan sekat-sekat.
Hidup kekal akan menjadi milik kita bila kita percaya kepada Anak
Allah, yaitu Tuhan Yesus. Percaya berarti mengandalkan hidup pada-Nya,
I trust in Him. Kualitasnya tidak hanya pada tataran konsep, tetapi
pada kualitas hati. Bila sumber hidup adalah hati maka seluruh sikap,
rasa, cara pikir dan perilaku kita tidak menganut hukum parsial: salah
atau benar; sukses atau gagal; menang atau kalah, dsb. Tetapi,
mengikuti hukum ”harmoni”—semua dimensi hidup, baik yang positif maupun
negatif memiliki makna keselamatan.
Semua yang dialami dalam hidup ini mewahyukan kuasa dan kasih Allah.
Demikian juga motivasi tindakan atau hidupnya adalah kasih, bukan
mencari kesuksesan atau pujian. Sebaliknya, ”Barang siapa tidak taat
kepada Anak Allah, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah
tetap ada di atasnya.”
Tuhan Yesus, Engkau telah memberi teladan bagaimana hidup menurut
hukum kasih. Ajarilah aku untuk setia pada hukum itu hingga aku memiliki
hidup kekal. Amin.
sumber : ziarah batin 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar