Selasa, 02 November 2010

Rabu, 03 November 2010(Ziarah Batin)-Luk 14:25-33

Rabu, 03 November 2010
St. Martinus de Porrez; St. Hubertus ; B. Pius Campidelli; B. Rupert Mayert
Bacaan I : Flp 2:12-18
Mazmur : 27:1.4.13-14; R:1a
Bacaan Injil : Luk 14:25-33


"Ada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasar­nya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.”(Luk 14:25-33)
Saudara-saudari yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus,

Dalam usaha meraih cita-cita kita harus bekerja keras tanpa mengenal lelah. Kita juga dituntut untuk memusatkan perhatian kita pada cita-cita kita itu. Pendek kata, seluruh perhatian, pikiran, tenaga dan kemampuan kita harus kita kerahkan untuk menggapai cita-cita kita. Tentu setelah kita mencapai cita-cita, kita merasa puas dan lega. Bila kita ingin bersatu dengan Yesus dalam keabadian, kita tidak hanya diajak untuk mengerahkan tenaga kita seperti kita mengejar cita-cita kita. Kita diajak oleh Yesus agar pusat perhatian kita adalah Yesus. Yesus menjadi pusat perhatian bukan hanya dalam doa-doa kita. Yesus menekankan pentingnya agar seluruh hidup kita memang tertuju dan terpusat pada-Nya.

Itulah cara untuk bersatu dengan-Nya dalam Kerajaan Kasih-Nya. Tidak ada jalan lain selain menjadikan Yesus prioritas dalam hidup kita. Karena Yesus sebagai pusat hidup, hal-hal lain yang semula kita anggap penting pun menjadi relatif. Itulah artinya meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus.

Apakah Anda merasakan adanya halangan untuk menjadikan Yesus sebagai pusat dan tujuan hidup utama Anda? Kesulitan-kesulitan tersebut dapat berasal dari diri sendiri, keluarga, dan sesama kita lainnya. Bagaimana Anda bersikap bila menghadapi pilihan-pilihan yang tidak sesuai dengan jalan hidup sebagai pengikut Yesus?

marilah berdoa:Ya Yesus, ajarilah aku untuk hanya mencari Engkau dalam hidup. Kuatkan aku bila aku merasakan bahwa mengikuti-Mu terasa berat. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar