Kamis, 13 Januari 2011

Jumat, 14 Januari 2011(ZIARAH BATIN 2011)-Bacaan Injil : Mrk. 2:1–12

Jumat, 14 Januari 2011
Pekan Biasa I (H)

St. Feliks dr Nola; B. Petrus Donders;
B. Odorikus dr Pordenone

Bacaan I: Ibr. 4:1–5,11
Mazmur : 78:3,4bc,6c–7,8; R:7 c
Bacaan Injil : Mrk. 2:1–12


Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, ber­katalah Ia kepada orang lumpuh itu: ”Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: ”Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: ”Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” —berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu—: ”Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: ”Yang begini belum pernah kita lihat.”


Renungan

Dalam pertemuan lingkungan seorang bapak bercerita bahwa mengampuni itu tidak mudah. Ia lalu memberi contoh bagaimana teman kerjanya telah menjelekkan namanya di hadapan bos mereka. Sejak itu ia merasa benci dengan temanya itu dan sulit mengampuni. Akan tetapi, ketika ia mendengar kisah ”orang lumpuh disembuhkan”, ia mulai belajar mengampuni temannya. Hal sederhana yang merupakan mukjizat terbesar adalah mengampuni orang lain.

Kepada Yesus dihadapkan seorang lumpuh, yang digotong oleh empat orang. Kepada orang lumpuh itu Yesus berkata, ”Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Sebagai seorang nabi, Yesus mengerti benar apa yang menjadi kerinduan terdalam si lumpuh, yaitu mendapatkan pendamaian dari Allah. Yesus tidak hanya berhenti menyembuhkan hatinya, tetapi juga penyakitnya. Hal itu dimaksudkan agar para pendengarnya menjadi percaya.

Kita sering kali berhadapan dengan orang sakit. Doa pertama yang terucapkan biasanya adalah mohon disembuhkan. Jarang orang berdoa agar dosanya diampuni. Hari ini kita belajar membuat mukjizat kepada saudara kita, yaitu mengampuni dosanya. Pengampunan dosa sering kali jauh lebih dibutuhkan daripada kesembuhan jasmani. Bukankah kita semua membutuhkan pengampunan dosa?


Doa: Tuhan Yesus, ampunilah aku orang berdosa ini dan ajarilah aku mengampuni saudara yang bersalah kepadaku. Amin.

sumber :Ziarah Batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar