Sabtu, 15 Januari 2011
Pekan Biasa I (H)
St. Makrius; St. Paulus, Pertapa; St. Arnoldus Janssen; St. Maurus dan Plasidus
Bacaan I: Ibr. 4:12–16
Mazmur : 19:8–9,10,15; R: Yoh 6:63c
Bacaan Injil : Mrk. 2:13–17
”Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: ”Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Renungan
Dalam pertemuan lingkungan, entah pendalaman iman Bulan Kitab Suci, APP, atau Adven, kerap kali umat yang datang hanya itu itu saja. Sebagian merasa enggan datang karena merasa tidak mendapat apa-apa; yang lain karena malas; dan ada yang lagi karena pernah kecewa atau sakit hati. Kelompok yang terakhir cenderung melihat pribadi dan kesalahan yang pernah dilakukannya sebagai yang tidak terpisahkan.
Bagaimana Yesus dapat makan bersama-sama dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa? Karena Yesus mencintai setiap pribadi meskipun membenci dosa-dosanya. Yesus mau menjadi sahabat para pendosa dan tinggal di antara mereka agar mereka mengalami belas kasih dan kerahiman Allah. Surat Rasul Paulus kepada jemaat Ibrani mengatakan tentang Dia, ”Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibr. 4:15).
Dari Yesus kita belajar, pertama, untuk menjadi saudara bagi setiap orang, kendati tetap membenci dosa-dosa mereka.
Tindakan Yesus ini merupakan wujud betapa Allah mengasihi mereka. Kedua, mengalami sendiri betapa besar kerahiman-Nya bagi diri kita yang berdosa ini. Yesus tetap mau menemani manusia pendosa dan mengampuni segala dosa betapa pun besarnya.
Doa: Bantulah aku dengan rahmat-Mu ya Tuhan agar aku berani bergaul dengan semua orang dan berbelas kasih seperti Engkau. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Pekan Biasa I (H)
St. Makrius; St. Paulus, Pertapa; St. Arnoldus Janssen; St. Maurus dan Plasidus
Bacaan I: Ibr. 4:12–16
Mazmur : 19:8–9,10,15; R: Yoh 6:63c
Bacaan Injil : Mrk. 2:13–17
Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya:”Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya:
”Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: ”Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Renungan
Dalam pertemuan lingkungan, entah pendalaman iman Bulan Kitab Suci, APP, atau Adven, kerap kali umat yang datang hanya itu itu saja. Sebagian merasa enggan datang karena merasa tidak mendapat apa-apa; yang lain karena malas; dan ada yang lagi karena pernah kecewa atau sakit hati. Kelompok yang terakhir cenderung melihat pribadi dan kesalahan yang pernah dilakukannya sebagai yang tidak terpisahkan.
Bagaimana Yesus dapat makan bersama-sama dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa? Karena Yesus mencintai setiap pribadi meskipun membenci dosa-dosanya. Yesus mau menjadi sahabat para pendosa dan tinggal di antara mereka agar mereka mengalami belas kasih dan kerahiman Allah. Surat Rasul Paulus kepada jemaat Ibrani mengatakan tentang Dia, ”Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibr. 4:15).
Dari Yesus kita belajar, pertama, untuk menjadi saudara bagi setiap orang, kendati tetap membenci dosa-dosa mereka.
Tindakan Yesus ini merupakan wujud betapa Allah mengasihi mereka. Kedua, mengalami sendiri betapa besar kerahiman-Nya bagi diri kita yang berdosa ini. Yesus tetap mau menemani manusia pendosa dan mengampuni segala dosa betapa pun besarnya.
Doa: Bantulah aku dengan rahmat-Mu ya Tuhan agar aku berani bergaul dengan semua orang dan berbelas kasih seperti Engkau. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar