Senin, 24 Januari 2011

Selasa, 25 Januari 2011-Pesta Pertobatan St. Paulus, Rasul (ZIARAH BATIN 2011)-Bacaan Injil : Mrk. 16:15–18

Selasa, 25 Januari 2011
Pekan Biasa III

Penutupan Pekan Doa Sedunia
Pesta Pertobatan St. Paulus, Rasul (P)

Bacaan I: Kis. 22:3–16 atau Kis. 9:1–12
Mazmur : 117:1,2; R: Mrk. 16:15
Bacaan Injil : Mrk. 16:15–18


Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”


Renungan

Hari ini kita merayakan seorang rasul agung yang sangat luar biasa: Rasul Paulus. Melalui perannya yang luar biasa, iman akan Yesus Kristus terus bertumbuh di mana-mana. Perjalanan rohani Rasul Paulus sangatlah istimewa. Bahkan dua tahun yang lalu, Takhta suci mengajak seluruh Gereja untuk merefleksikan secara khusus kehidupan Paulus secara serentak.

Paulus mengalami pertobatan yang sungguh total, ia berbalik dari cara hidup yang sombong karena mengandalkan kekuatan di dalam dirinya sendiri, mengejar dan membunuh pengikut Yesus, lalu secara ajaib menjadi orang yang sangat mencintai Yesus dan bersedia melakukan apa pun demi Yesus. Paulus mengalami pertobatan setelah ”dihantam secara keras” oleh Tuhan dengan jatuh dari kudanya dan menjadi buta. Begitulah cara Tuhan mengubah hidup kita—bisa dengan cara yang lunak, bisa juga dengan cara yang keras.

Belajar dari pengalaman Paulus, kalau saat ini kita sedang terbelenggu oleh dosa-dosa berat, jangan pernah menunda pertobatan. Jangan sampai Tuhan menghantam kita dengan keras. Setiap saat sebetulnya Tuhan dengan lembut sudah memperingatkan kita untuk berbalik dan bertobat. Namun, kadang kala kita masih sangat keras hati menolak karena kita masih ingin menikmati dosa-dosa itu. Lebih baik kita bertobat karena Tuhan membelai kita dengan lembut, daripada kita bertobat karena Tuhan marah kepada kita. Seberapa pun dosa kita, sehitam apa pun latar belakang hidup kita, Tuhan bisa mengubah kita menjadi perpanjangan tangan-Nya untuk berkarya mewartakan Injil-Nya.


Doa: Ya Tuhan, terima kasih untuk cinta-Mu yang tiada batas. Bukalah hatiku untuk bertobat meninggalkan cara hidup yang lama dan setia menjadi alat-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar