Pekan Biasa VI (H) St. Flavianus; B. Fransiskus Regis Clet
Bacaan I: Kej. 11:1–9
Mazmur : 33:10–11,12–13,14–15; R: 12b
Bacaan Injil : Mrk. 8:34–9:1
Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Kata-Nya lagi kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa.”
Renungan
Ambisi, nafsu, dan keinginan manusia untuk mencari lebih dan menambah terus sering tidak terbendung. Apalagi, ketika lingkungan, fasilitas, atau jabatan memungkinkan maka ambisi itu bertambah terus, semakin serakah, sampai berujung pada korupsi. Juga, untuk meraih suatu jabatan yang lebih tinggi tidak jarang orang menghalalkan segala cara. Pemilu dan pemilukada dipakai untuk merebut jabatan publik dengan menghabiskan uang, yang tidak terhitung jumlahnya dan tidak teraudit.
Nafsu dan keinginan seperti ini tidak hanya ditemukan pada orang-orang zaman sekarang di sekitar kita. Lihatlah proyek ambisius dari orang-orang zaman dahulu yang bernafsu membangun menara di Babel, yang puncaknya sampai ke langit. Suatu ambisi manusiawi untuk menyamai Allah, untuk merebut segalanya untuk dirinya sendiri. Itulah dosa keserakahan dan kesombongan manusia. Allah tidak merestuinya.
Orang-orang itu malah diserakkannya ke mana-mana dan bahasa mereka dikacaubalaukan. Itulah cara Allah mendidik umatnya menjadi rendah hati dan mengakui keagungan-Nya.
Yang dikehendaki Allah dari manusia adalah mengikuti suatu cara lain, yakni menyangkal diri, memikul salib, dan rela kehilangan nyawa. Namun, hal itu dibuat bukan karena motivasi dan ambisi pribadi, tetapi ”karena Aku dan karena Injil”. Jalan Yesus bukanlah jalan ambisi dan kehormatan, tetapi kenosis, yakni jalan penghampaan diri. Melalui jalan ini Dia ditinggikan dan dimuliakan. Inilah jalan keselamatan yang benar, yang diteladankan-Nya kepada para pengikut-Nya.
Doa: Tuhan, ajarilah aku menempuh jalan yang Kautunjukkan, yakni jalan salib sebagai jalan keselamatan, dan jauhkanlah aku dari keserakahan dan kesombongan yang hanya menjauhkan aku dari-Mu. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Mari mengikuti jalan penghampaan diri ala Yesus. Salam kenal...
BalasHapushttp://aruibab.blogspot.com