Pekan Biasa VII (H) Sta. Walburga
Bacaan I: Sir. 6:5–17
Mazmur : 119:12,16,18,27,34,35; R: 35a
Bacaan Injil : Mrk. 10:1–12

Renungan
Dewasa ini kesetiaan dan komitmen permanen semakin sulit. Tidak sedikit persahabatan berakhir dengan pengkhianatan; komitmen perkawinan berakhir dengan perpisahan, bahkan perceraian. Di lingkungan dunia kerja, orang dengan gampang berpindah-pindah kerja, walaupun mendapatkan suatu pekerjaan tidaklah mudah.
Pada hari ini Tuhan berbicara kepada kita tentang kesetiaan dan komitmen dalam persahabatan dan perkawinan. Penulis Sirakh mengingatkan, ”Jika engkau mau mendapat sahabat, ujilah dia dahulu dan jangan segera percaya kepadanya” (Sir. 6:7). Suatu persahabatan perlu mendapat ruang dan waktu untuk bertumbuh, berproses menjadi berkualitas. ”Sebab ada orang yang bersahabat hanya selama menguntungkan, tetapi di kala engkau mendapat kesukaran, ia tidak bertahan” (Sir 6:8). Yang kita butuhkan adalah seorang sahabat sejati dalam suka dan duka, gembira dan sedih, sehat dan sakit, untung dan malang. A friend in need is a friend indeed bermakna bahwa seorang sahabat yang sejati adalah sahabat yang tersedia pada saat kapan saja kita membutuhkan dia, tanpa membuat perhitungan untung dan rugi.
Dalam hal perkawinan antara seorang pria dan wanita, mereka bukan sekadar dua pribadi yang bersahabat, tetapi mereka telah dipersatukan menjadi belahan jiwa satu dari yang lain. Cinta telah mempersatukan dan mengikat mereka. Hubungan cinta mereka bersifat memberi dan menerima (take and give) dan membutuhkan kesetiaan dan komitmen yang permanen dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, dalam sehat dan sakit. Komitmen yang permanen adalah mungkin kalau cinta yang tulus dan tanpa pamrih selalu dikedepankan.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, jadikanlah aku seorang pribadi yang penuh komitmen dan kesetiaan dalam menjalani panggilan hidup yang Kaupercayakan kepadaku, baik dalam suka maupun dalam duka kehidupan. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar