Jumat, 25 Februari 2011

Sabtu, 26 Februari 2011(Ziarah Batin 2011)

Sabtu, 26 Februari 2011
Pekan Biasa VII (H)
St. Alexandros; St. Didakus Carvalho
Bacaan I: Sir. 17:1–15
Mazmur : 103:13–14,15–16,17–18a; R: 17
Bacaan Injil : Mrk. 10:13–16


Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: ”Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.


Renungan

Pada tanggal 17 Desember 2007, Paus Benediktus XVI menyetujui suatu dekrit, yang mengakui keutamaan-keutamaan heroik dari seorang anak kecil bernama Antonietta Meo, atau yang dipanggil dengan nama kesayangan Nennolina. Dengan dekrit ini Nennolina dinyatakan ”venerabilis” (yang patut dihormati) dan prosesnya menjadi orang kudus bergulir ke tahap selanjutnya, yakni beatifikasi dan kanonisasi.

Ia lahir di Roma, pada 15 Desember 1930 dan meninggal dunia pada 3 Juli 1937. Pada usia lima tahun, ia menderita penyakit kanker tulang dan diamputasi. Sungguh mengagumkan bahwa sudah dalam usia sedini ini ia menghayati makna penderitaan sebagai seorang murid kecil dari Kristus.

Pada suatu hari, ketika dirawat di rumah sakit, ayahnya bertanya, ”Apakah kau merasa sangat kesakitan?” Jawabnya, ”Daddy, kesakitan itu bagaikan tenunan, semakin itu kuat semakin itu bernilai.” Ia mempersembahkan seluruh penderitaannya kepada Yesus. Ia gemar menulis puisi-puisi yang ditujukan kepada Bapa, Yesus, dan Maria. Dalam salah satu puisinya ia menulis, ”Kanak-Kanak Yesus yang terkasih, Engkau kudus, Engkau baik. Bantulah saya, berikanlah kepadaku rahmat dan kembalikanlah kakiku. Apabila engkau tidak menghendakinya, semoga kehendak-Mu yang terjadi.” Ia ingin merayakan hari ulang tahun pertama dia diamputasi dengan makan siang istimewa dan dengan novena kepada Bunda Maria dari Pompeii dengan maksud untuk bersyukur karena ia dimampukan untuk mempersembahkan penderitaannya kepada Yesus.

Ia meninggal dengan penderitaan yang luar biasa besar sebelum menginjak usia ketujuh. Hidupnya menjadi kesaksian tentang kesucian dan penyerahan diri. Ia menjadi contoh gemilang seorang anak yang mampu menunjukkan iman dan harapan, walaupun menderita.

Yesus mempersilakan anak-anak, seperti Nennolina, datang dekat dengan-Nya, tidak boleh dihalangi untuk mencapai kesucian di usia muda. Mereka juga dicintai Tuhan dan ada di hati-Nya. Anak-anak juga menjadi teladan kerendahan hati dan kesucian bagi kita.

Doa: Tuhan Yesus Kristus, berilah aku kesucian dan kerendahan hati seorang anak, yang berpasrah pada kehendak-Mu yang menyelamatkan. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar