Pekan Biasa VII (H) St. Montanus dan Lucius, dkk.
Bacaan I : Sir. 5:1–8
Mazmur : 1:1-2,3,4,6; R:40:5a
Bacaan Injil : Mrk. 9:41-50
”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya. Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. Karena setiap orang akan digarami dengan api.Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.”
Renungan
Godaan dan pencobaan senantiasa kita hadapi setiap hari. Kita tidak dapat menghindari atau menutup mata terhadapnya. Bacaan pertama hari ini mengingatkan kita tentang godaan-godaan berupa hawa nafsu, uang, serta kekayaan maupun tentang kewaspadaan kita menghadapi semuanya itu. Kita diajarkan untuk bertindak bijaksana dan tidak sekadar mengikuti insting sesuka hati kita. ”Jangan mengandalkan kekayaanmu dan jangan berkata, ’Ini cukup bagiku.’ Hati dan kekuatanmu jangan kauturuti untuk berlaku sesuai dengan hawa nafsumu” (Sir. 5:1–2).
Tuhan juga mengajarkan agar perilaku kita sebagai pengikut-Nya tidak menyesatkan orang lain dan menimbulkan skandal atau batu sandungan kepada mereka. Yesus juga secara konkret menunjuk instrumen-instrumen penyebab batu sandungan, yaitu tangan, kaki, dan mata kita.
Kita dapat menyebabkan batu sandungan bilamana kita mengklaim diri sebagai pengikut Kristus, tetapi tidak berlaku seperti layaknya seorang pengikut Kristus. Kata dan perbuatan kita bertentangan. Kita juga dapat menjadi skandal apabila kita menetapkan standar yang melampaui kemampuan kita sendiri untuk memenuhinya, sedangkan kita menuntutnya dari orang lain. Kita bisa menuntut orang lain untuk rajin berdoa dan beramal, tetapi kita sendiri melalaikannya.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, penuhilah aku dengan kegembiraan yang berasal dari Roh Kudus-Mu agar aku mampu memancarkan cahaya Injil-Mu kepada orang-orang lain, dan hindarkanlah aku menjadi batu sandungan bagi mereka. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar