Pekan Paskah VII (P)
St. Henrikus Balzano
Bacaan I : Kis. 25:13–21
Mazmur : 103:1–2,11–12,19–20b; R: 19a
Bacaan Injil : Yoh. 21:15–19
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus, ”Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: ”Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya, ”Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya, ”Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya, ”Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: ”Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Kata Yesus kepadanya, untuk ketiga kalinya, ”Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya, ”Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya, ”Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya, ”Gembalakanlah domba-domba-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.” Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus, ”Ikutlah Aku.”
Renungan
Ketika Anda sedang bercermin, lihatlah siapakah orang yang ada di cermin itu? Anda sendiri bukan? Cermin selalu jujur menampilkan diri kita apa adanya. Namun, sering kali justru kita sendiri yang tidak mau jujur dengan diri kita. Terkadang kita bersembunyi diri, tidak berani memperlihatkan identitas yang sebenarnya karena takut dicela, takut disingkirkan dari pergaulan, atau malu dengan diri sendiri. Inilah tanda bahwa kita sesungguhnya belum mengasihi diri sendiri. Diri sendiri saja tidak dikasihi, bagaimana bisa mengasihi Tuhan dan sesama?
Paulus, selama masa penahanannya, tidak takut dan gentar memperlihatkan identitas dirinya apa adanya, bahwa ia adalah pengikut Kristus, warga negara Roma, seorang Yahudi, yang memberi kesaksian pribadi tentang Yesus yang bangkit dan benar-benar hidup. Paulus berani dan tegar membela kebenaran ini karena ia telah merasakan betapa ia dikasihi Yesus, betapa Yesus telah mengubah dirinya, dan betapa ia amat mengasihi Yesus. Kasih sejatinya ini lebih kuat daripada cambuk dan belenggu penjara.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita sungguh mengasihi Yesus yang kita imani? Inilah pertanyaan yang dilontarkan Yesus sampai tiga kali kepada Petrus, ”Apakah engkau mengasihi Aku?” Pertanyaan Yesus kepada Petrus juga menjadi pertanyaan bagi kita, ”Apakah engkau mengasihi Aku?”
Doa
Bapa, ulurkanlah tangan-Mu untuk memberkatiku agar aku mampu mengasihi seperti yang Yesus Putra-Mu kehendaki bagiku. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar