Rabu, 08 Juni 2011

Kamis, 9 Juni 2011,Pekan Paskah VII (Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Yoh. 17:20–26

Kamis, 9 Juni 2011
Pekan Paskah VII (P)
St. Primus dan St. Felicianus; St. Efrem; B. Diana, Sesilia, dan Amata; Sta. Anna Maria Taigi; B. Yosef de Anchieta
Bacaan I: Kis. 22:30;23:6–11
Mazmur : 16:1–2a,5,7–8,9–10,11; R: 1
Bacaan Injil : Yoh. 17:20–26


”Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”



Renungan

Manakah yang akan Anda pilih, memiliki tanaman bunga mawar yang penuh duri atau bunga mawar tanpa duri? Ada kecenderungan dalam diri kita untuk menghindari ”duri-duri” di tangkai mawar atau memangkas duri-durinya agar dapat dipegang dengan nyaman dan akhirnya bisa mencium kelopak mawar itu tanpa harus khawatir jari-jari kita tertancap durinya. Begitulah manusia, cenderung membangun relasi yang lebih menyenangkan dirinya daripada membangun relasi dengan orang yang memiliki kelemahan yang dapat melukai hatinya.

Santo Paulus berani mengalami dirinya tertancap oleh ”duri-duri” orang Farisi dan Saduki yang mempersoalkan pengharapan akan kebangkitan dari antara orang mati. Paulus begitu tegar dengan keyakinannya sampai ia tidak takut dipenjara.

Ketegaran itulah yang menjadi tanda bahwa Paulus sudah hidup dalam persatuan dengan Allah. Bersatu dengan Allah merupakan panggilan dasar kita, sebagaimana doa Yesus, ”Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita.” Panggilan dasar ini sulit dimengerti karena kita sudah terbiasa ”bersatu dengan dunia”. Kita tidak berani berkonfrontasi dengan kebobrokan dan ketidakadilan yang terlintas di depan mata kita, karena kita takut terluka. Sebagai kepunyaan Allah, hendaklah kita sehati sejiwa dengan Kristus yang rela tertusuk mahkota duri dan mati di salib demi keselamatan banyak orang.

Doa: Bapa, aku mau menjadi milik-Mu seutuh-Nya yang siap terluka demi keselamatan sesamaku. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar