Pekan Biasa XI (H) St. Leontius, Hipatios, dan Teodulus
Bacaan I: 2Kor. 12:1–10
Mazmur : 34:8–9,10–11,12–13; R: 9a
Bacaan Injil : Mat. 6:24–34
”Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?”
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Renungan
Santo Paulus, dalam Bacaan Pertama, mengalami kegelisahan sangat mendalam karena umat di Korintus yang dilayaninya masih berprasangka bahwa Paulus adalah pelayan Injil yang minta dipuji dan minta upah. Kegelisahan itu diatasi Paulus dengan mengungkapkan keyakinannya bahwa Tuhan telah berseru kepadanya: ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2Kor. 12:9a).
Paulus benar-benar mengikuti jejak Kristus sendiri. Bagi dia, semua yang lain tidak dianggapnya lagi—emas, perak, pujian, hormat, harga diri, bahkan nyawanya sendiri—karena ia telah mendapatkan harta terpenting dalam hidupnya, yakni Kerajaan Allah dan kebenarannya. Semua yang lain akan ditambahkan.
Dalam Injil hari ini Yesus menunjukkan bahwa kita dipanggil bukan untuk menjadi orang duniawi yang selalu khawatir akan apa yang kita makan dan minum, melainkan menjadi anak-anak kesukaan Bapa, yang terlebih dahulu ”mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya”. Kerajaan Allah tidak lain adalah Allah yang berkuasa dengan menganugerahkan kasih dan pengharapan. Kasih dan pengharapan itu tidak lain adalah Roh-Nya yang menjiwai hidup kita dan Gereja-Nya agar orang beriman terpimpin menuju kasih dan kebenaran sejati. Semua yang lain akan ditambahkan kepada kita, sabda Yesus, asalkan kita terlebih dahulu mengutamakan Kerajaan Allah dan kebenarannya.
Doa: Bapa, tolonglah aku untuk mengubah kecemasan dan kekhawatiranku menjadi saat penuh rahmat untuk berharap seutuhnya pada-Mu, Sang Sumber Kehidupan sehingga hidupku dapat menjadi tanda pengharapan bagi orang lain. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar