Pekan Paskah VI (P)
SP Maria, Ratu Para Rasul; St. Fransiskus Caracciolo;
St. Kuirinus; B. Yakobus dr Viterbo; St. Petrus dr Verona
Bacaan I: Kis. 18:23–28
Mazmur : 47:2–3,8–9,10; R: 8a
Bacaan Injil : Yoh. 16:23b–28
Aku berkata kepadamu, ”Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.”
Renungan
Kemandirian seorang anak kerap kali menjadi tujuan para orangtua mendidik anaknya. Sayangnya, kemandirian itu hanya dipahami sebagai ”orang yang mampu mengatur hidupnya sendiri dan mencukupi kebutuhannya, dan sebisa mungkin tidak meminta bantuan orang lain”. Itulah sebabnya banyak orangtua cenderung mengarahkan anaknya menjadi seorang single fighter. Akibatnya, mereka tidak terbiasa menawarkan sikap murah hati kepada orangtua atau saudaranya sendiri: ”Apa yang bisa saya bantu? Apakah kamu mau membantu pekerjaanku?” Gaya ”menawarkan” dengan risiko ditolak itu sesuatu yang tidak mudah dilakukan, karena kita cenderung minta kepastian di mana ”orang lain harus mau menuruti keinginanku”. Padahal, menawarkan itu salah satu cara bagaimana kita melibatkan orang lain dalam hidup kita.
Yesus yang telah naik ke surga menganugerahkan Roh-Nya agar kita berani meminta kepada Bapa dalam nama-Nya. Meminta dalam nama-Nya tidak lain adalah meminta kasih-Nya. Kasih itu tidak lain Roh-Nya sendiri. Bila kita telah berani meminta bantuan Allah, itu berarti kita mau melibatkan Dia dalam hidup kita. Kita mau bekerja sama dengan Roh-Nya, mau mengikuti keinginan-Nya yang tentu saja terbaik buat kita. Dia yang berjanji, Dialah yang setia, tentu akan mengabulkan permintaan kita dalam nama-Nya. Kepenuhan janji itu tidak lain menjadi sukacita kita.
Doa: Tuhan Yesus, Engkau amat mengasihi aku dan tidak membiarkan aku bagai yatim piatu. Semoga aku sanggup bekerja sama dengan roh-Mu dan senantiasa hidup dalam kasih-Mu. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar