Jumat, 8 Juli 2011
Pekan Biasa XIV (H)
St. Eugenius III, Paus; St. Andrianus III, Paus; St. Prokopius; B. Gregorius Grassi, Marie Hermine, dkk.
Bacaan I : Kej. 46:1–7,28–30
Mazmur : 37:3–4,18–19,27–28,39–40; R: 39a
Bacaan Injil : Mat. 10:16–23
”Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.”
Renungan
Yesus menanamkan sikap sabar, rela, dan lembut hati pada Gereja-Nya; tidak menggunakan kekerasan, meskipun diperlakukan salah dan tidak adil. Perintah untuk bersikap seperti domba tidak berarti sikap lembek yang tidak bisa berbuat apa-apa di tengah-tengah keganasan serigala. Bersikap seperti domba adalah bersikap seperti Kristus sendiri Sang Anak Domba Allah, yakni tulus, tetapi cerdik ketika berhadapan dengan orang-orang licik dan mau benar sendiri seperti orang-orang Farisi. Ketika para murid harus menghadapi orang-orang yang suka menggunakan kekerasan bagaikan serigala, mereka harus menggunakan perhitungan dan kebijaksanaan. Kombinasi kecerdikan dan ketulusan ini menjadi kekuatan para murid dalam menghadapi orang-orang yang suka menggunakan kekerasan.
Selain nasihat untuk bersikap seperti domba, para murid juga dinasihati untuk waspada terhadap orang-orang yang akan menyesatkan dengan pengajaran mereka, bahkan pengajaran yang disampaikan di rumah ibadat sekalipun. Menghadapi mereka, Yesus mengingatkan untuk tidak cemas dan khawatir karena Roh Kebijaksanaan Allah akan datang dan bersabda melalui para murid yang mengimani Roh Kudus. Kebenaran akan selalu dibawa oleh Roh Kudus melalui para umat beriman.
Doa
Tuhan, aku mau menjadi murid-murid-Mu yang selalu terbuka akan kehadiran Roh Kudus-Mu untuk bersabda tentang kebenaran. Berilah aku kekuatan untuk selalu membawa Roh kebenaran itu di kala kami berhadapan dengan kepalsuan, ketamakan, dan keangkuhan. Amin.
sumber:Ziarah Batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar