Jumat, 01 Juli 2011

Sabtu, 2 Juli 2011 (ZIarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Mat. 9:14–17

Sabtu, 2 Juli 2011
Pekan Biasa XIII
Pw Hati Tersuci SP Maria (P); St. Bernardinus Realino; St. Fransiskus di Girolamo; St. Yohanes Fransiskus Regis
Bacaan I : Kej. 27:1–5,15–29
Mazmur : 135:1–2,3–4,5–6; R: 3a
Bacaan Injil : Mat. 9:14–17



Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata, ”Menga­pa kami dan orang Farisi ber­puasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, ”Dapatkah sahabat-sa­ha­bat mempelai laki-laki berdukacita se­lama mem­pelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.
Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.”


Renungan

Yesus melakukan pembaruan dalam kehidupan para murid, terutama dalam hal keagamaan. Pelaksanaan dan penghayatan puasa adalah salah satu pembaruan yang dilakukan oleh Yesus. Puasa bukan bertujuan untuk mencapai sebuah prestasi, dan juga bukan sesuatu yang dibanggakan di hadapan orang lain atau bahkan di hadapan Tuhan, seperti yang dilakukan oleh orang Farisi ketika berdoa. Puasa merupakan ungkapan peran serta kita yang mencintai Yesus dalam puasa-Nya, dalam sengsara-Nya, dan dalam penderitaan Tubuh-Mistik-Nya, yaitu Gereja. Puasa merupakan ekspresi atau ungkapan kemurnian cinta, tidak mau ketinggalan dengan Sang Mempelai, yang sudah mencintai manusia sampai rela mengorbankan diri-Nya sampai mati.

”Anggur baru dan wadah yang baru” dalam hal berpuasa disampaikan Yesus kepada kita juga supaya bila kita mencintai seseorang, konsekuensinya adalah kita rela berkorban demi orang yang kita cintai itu. Maka, hendaknya kita mempunyai kerelaan berkorban dengan gembira. ”Minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu” adalah arahan dan prinsip baru yang disampaikan Yesus agar kita melakukan pengorbanan dengan tulus ikhlas dan tidak bersungut-sungut atau bersedih hati—bukan supaya pengorbanan kita diketahui oleh orang lain.

Doa
Ya Bapa, semoga aku menjadi putra dan putri-Mu yang selalu dengan riang gembira memberikan kebaikan kepada sesama. Bila aku berpuasa, biarlah puasaku menjadi ungkapan cinta dan keterlibatanku dalam karya keselamatan-Mu. Amin.


sumber:Ziarah Batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar