Rabu, 03 Agustus 2011

Kamis, 4 Agustus 2011 (Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Mat. 16:13–23

Kamis, 4 Agustus 2011
Pekan Biasa XVIII
Pw St. Yohanes Maria Vianney, Im (P)
Bacaan I : Bil. 20:1–13
Mazmur : 95:1–2,6–7,8–9; R: 8
Bacaan Injil : Mat. 16:13–23


Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: ”Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: ”Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ”Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: ”Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: ”Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias.
Se­jak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: ”Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ”Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”


Renungan

”Saya mendapat hadiah untaian Litani Serba Salah,” ungkap seorang tokoh jemaat yang baru enam bulan dipercaya menjadi ketua Stasi dalam suatu kesempatan sharing pendalaman iman masa. Melakukan ini-itu selalu dianggap salah oleh umat. Kritik tajam, gerundelan, bahkan cemooh dan caci maki juga pernah diterimanya. Tidak tahan dengan semua itu, ia berniat mengajukan pengunduran diri kepada Pastor Parokinya.
Musa dan Harun menghadapi persoalan yang sama saat memimpin orang Israel melintasi padang gurun menuju Tanah Terjanji. Bahkan, mereka juga putus asa menghadapi jemaat yang dipimpinnya, sehingga menggerutu kepada Tuhan yang telah memilih dan menunjuk mereka sebagai pemimpin. Ketika membentuk Gereja-Nya, Yesus juga memilih pemimpin-pemimpin berkualitas untuk menggembalakan umat-Nya, seperti Petrus yang dengan berani mengungkapkan imannya, ”Engkaulah Mesias...!”

Pemimpin sejati harus tumbuh di sekitar kita, dalam lingkungan keluarga, Gereja, maupun masyarakat. Pemimpin yang tegar, tidak cengeng dan tidak mudah putus asa menghadapi tantangan dan kesulitan, seperti pohon tinggi yang perkasa, yang tidak gentar diterpa angin kencang. Pemimpin yang mau mengayomi, melayani, dan mengantar mereka yang dipimpinnya menuju ”Tanah Terjanji” dalam hidupnya masing-masing.

Doa
Yesus, ajari aku untuk memiliki ketegaran hati seperti Santo Petrus, rasul yang Kaupilih menjadi pemimpin Gereja-Mu. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar