Jumat, 12 Agustus 2011

Sabtu, 13 Agustus 2011(Ziarah Batin 2011)

Sabtu, 13 Agustus 2011
Pekan Biasa XIX (H)
St. Hippolitus; St. Innosensius XI, Paus;
St. Pontianus, Paus; St. Maximus

Bacaan I: Yos. 24:1–13
Mazmur : 136:1–3,16–18,21–22,24
Bacaan Injil : Mat. 19:3–12


Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya me­marahi orang-orang itu. Tetapi Yesus ber­kata: ”Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.” Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.


Renungan

”Jas Merah” adalah ungkapan dan kosa kata yang lahir dari mulut Bung Karno. ”Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”, itu maksudnya. Sejarah berisi catatan dari berbagai peristiwa. Sejarah juga memuat interpretasi atas serentetan peristiwa yang dialami oleh seseorang, sekelompok orang, atau sebuah bangsa. Maka sejarah janganlah dibelokkan, apalagi diselewengkan, harus apa adanya.

Nabi Yosua mengantar ”umat pilihan” memasuki babak baru dalam sejarah, sebagai bangsa yang mulai menetap, membangun sebuah negeri, menjadi bangsa yang merdeka dalam arti yang sesungguhnya. Mereka tidak boleh melupakan sejarah, tetapi harus belajar dari sejarah perjalanan panjang: berawal dari sebuah keluarga, sebuah kelompok kecil, sampai menjadi sebuah bangsa besar yang menetap di Kanaan yang luas dan subur. Pada akhir hayatnya, Yosua kembali mengingatkan umatnya untuk tetap setia kepada Allah yang tetap setia menyertai perjalanan mereka selama-lamanya.

Dari sejarah umat pilihan ini kita bisa belajar bagaimana sesuatu yang awalnya tampak kecil dan tidak berarti bisa berkembang menjadi luar biasa. Sesuatu yang kecil dan tampaknya tidak bernilai di mata dunia telah menjadi permata di tangan Allah. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa kecil dan tidak berguna, merasa terbuang dan terpinggirkan, merasa tidak mampu berbuat apa-apa. Bukankah Allah tetap mengasihi kita? Bukankah sejarah iman telah membuktikan bagaimana Allah setia mendampingi umat-Nya, yang menuruti perintah-perintah-Nya, yang selalu dekat dengan-Nya?
Jangan-jangan kita merasa hidup beriman itu harus seperti anak kecil yang penurut. Ah, siapa takut? Bukankah Yesus, di tengah-tengah kerumunan anak-anak kecil, mengatakan, ”Orang-orang seperti merekalah yang empunya Kerajaan Surga.”

Doa: Tuhan Yesus, ajari aku untuk memiliki hati seperti seorang anak kecil, yang tulus, jujur, dan penuh kepolosan di hadapan-Mu. Amin.

sumber:Ziarah batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar