Senin, 15 Agustus 2011

Selasa, 16 Agustus 2011 (ziarah batin 2011)

Selasa, 16 Agustus 2011
Pekan Biasa XX (H)
St. Benediktus Yoseph Labre; St. Stefanus dr Hungaria
Bacaan I: Hak. 6:11–24a
Mazmur : 85:9,1–12,13–14; R: lih. 9
Bacaan Injil : Mat. 19:23–30


Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata, ”Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata, ”Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus, ”Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” Kata Yesus kepada mereka, ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.”


Renungan

Dalam sebuah dialog di facebook untuk mengomentari foto seorang romo yang masih muda dan ganteng, ada seorang Bapak berkomentar begini, ”....kekaguman tak habis-habisnya melihat keputusan anak-anak muda seperti dia. Semoga umat dapat menghargai dan ikut bertanggung jawab atas panggilan imamatnya....”

Kalau mau jujur, mungkin bukan hanya bapak ini seorang yang kagum. Banyak orang juga kagum dengan anak-anak muda idealis seperti itu. Ia berani mengambil keputusan yang ”dianggap tak masuk akal” bagi dunia anak muda sekarang. Bukankah di sekelilingnya ada begitu banyak peluang untuk menikmati hidup, untuk meraih ”sukses”, dan membuat dirinya bisa tampil beda dengan orang lain mengikuti cara pandang dunia modern itu sendiri. Salahkah semua itu?
Kekaguman kita akan bertambah lagi kalau merenungkan tantangan Yesus dalam Injil hari ini. Ia tidak ingin murid-murid sejatinya itu ”biasa-biasa” saja. Harus lebih dari itu, harus sempurna, dan harus memiliki totalitas kemuridan agar bisa meraih hidup yang kekal.

Memang, hanya yang berkualitaslah yang pantas disebut sebagai murid sejati-Nya. Hanya yang sempurnalah yang pantas meraih hidup yang kekal. Menjadi orang-orang pilihan Allah adalah ”mimpi” yang harus diwujudkan.


Doa: Allah Bapa, penguasa langit dan bumi, Putra-Mu menjanjikan kemuliaan bagi murid-murid sejati-Nya, yaitu duduk bersama-Nya untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Aku ingin ambil bagian bersama-Nya juga kelak. Amin.

sumber:Ziarah Batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar