Senin, 01 Agustus 2011

Selasa, 2 Agustus 2011 (Ziarah Batin 2011)-Bacaan Injil : Mat. 15:1–2,10–14

Selasa, 2 Agustus 2011
Pekan Biasa XVIII (H)
St. Eusebius Vercelli; B. Petrus Feber; St. Petrus Yulianus Eymard
Bacaan I : Bil. 12:1–13
Mazmur : 51:3–4,5–6a,6bc–7,12–13; R: 3a
Bacaan Injil : Mat. 15:1–2,10–14



Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: ”Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.”
Lalu Yesus memanggil orang banyak dan ber­kata kepada mereka: ”Dengar dan camkan­lah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: ”Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?” Jawab Yesus: ”Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang.”



Renungan

Perawakannya kecil, suaranya tidak berwibawa, wajahnya juga biasa-biasa saja. Itu kesan pertama ketika Bu Fidelis diperkenalkan sebagai komandan baru di sebuah kesatuan militer. Banyak orang bertanya apakah ia sanggup memimpin para tentara yang hampir semuanya pria di sini? Dari dalam kesatuan yang akan dipimpinnya juga muncul keraguan atas kapabilitas Bu Fidelis. Waktu berputar begitu cepat. Bu Fidelis bisa membuktikan siapa dirinya. Dua tahun kemudian terdengar kabar bahwa ia dipromosikan ke posisi yang lebih strategis dan penting dalam jajaran kemiliteran.

Kitab Bilangan hari ini memperlihatkan bagaimana hal-hal lahiriah membawa Harun dan Miryam meragukan Musa. Begitu juga Injil Matius mewartakan bagaimana keragu-raguan orang-orang Farisi dan ahli Taurat terhadap Yesus.

Banyak cara untuk menanggapi keraguan orang terhadap diri kita. Banyak hal bisa kita lakukan untuk membuat orang lain yakin dengan diri kita. Musa dan Yesus memberi inspirasi kepada kita bagaimana caranya menjawab semua keraguan orang melalui tindakan nyata. Bekerja dan berbuat sebaik mungkin untuk kepentingan semua orang. Memosisikan diri sebagai ”penyelamat yang memberi kepastian” dalam suasana ketakutan dan kebimbangan.

Doa
Tuhan Yesus, dampingi aku untuk menemukan diriku yang seutuhnya agar hidupku berguna bagi sesamaku. Amin.


sumber:Ziarah Batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar