Sabtu, 22 Oktober 2011
Pekan Biasa XXIX (H)Sta. Salome; St. Contardo Ferrini; St. Nunila dan Alodia;
St. Filipos, Hermes, dan Severus
Bacaan I: Rm. 8:1–11
Mazmur : 24:1–2,3–4ab,5–6; R: 6
Bacaan Injil : Luk. 13:1–9
Pada
waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang
orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah
korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: ”Sangkamu
orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang
Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku
kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa
atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati
ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada
kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku
kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa
atas cara demikian.”
Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini:
”Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia
datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku
datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya.
Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan
mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin
tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”
Renungan
Begitu
sering kita menghubungkan bencana sebagai hukuman Ilahi. Namun,
penilaian dan penghakiman kita selalu menyudutkan mereka yang menjadi
korban bencana. Ketika bencana tsunami menimpa Aceh, tidak sedikit dari
kita yang menanggap bahwa orang Aceh jauh lebih besar dosanya daripada
kita sehingga mereka pantas menerima hukuman Allah dalam tragedi
bencana alam yang menimpa mereka. Peristiwa pembunuhan orang-orang
Galilea oleh Pilatus di Bait Allah yang bermotifkan politik diangkat
orang untuk meminta penilaian Yesus. Yesus mengingatkan mereka bahwa
orang-orang Galilea itu tidak lebih besar dosanya daripada orang-orang
Galilea yang lain. Yesus juga mengangkat peristiwa yang dialami oleh
delapan belas orang yang tertimpa menara di Siloam.
Semua
bencana hendaknya membuat kita bermenung diri dan mengambil hikmah,
bukannya ajang pembenaran diri sebagai orang yang lebih baik daripada
orang lain. Bukankah bencana tsunami Aceh, gempa bumi di Nias, Irian,
dan di tempat lainnya merupakan momentum sejarah yang selayaknya
membuat kita lebih rekat sebagai bangsa dalam sikap dan tindak
solidaritas kita yang menembus dan melintas batas agama, suku, budaya,
dan ras?
Doa: Allah Bapa di surga, jangan biarkan aku
merasa diri lebih baik secara moral dan spiritual daripada orang lain.
Berilah aku kerendahan hati untuk selalu memohon pengampunan dari-Mu.
Amin.
sumber:ziarah batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar