Pekan Biasa XXXII Pw St. Yosafat Kunzewich, Usk Mrt (M);
St. Nilus dr Sinai; St. Theodorus Studit
Bacaan I: Keb. 18:14–16; 19:6–9
Mazmur : 105:2–3,36–37,42–43; R: 5a
Bacaan Injil : Luk. 18:1–8

Renungan
Seorang anak kecil yang meminta sesuatu kepada orangtuanya mempunyai senjata yang efektif, yaitu tangisannya. Kalau permintaannya tidak dipenuhi, ia akan menangis meraung-raung, sampai permintaannya diberikan. Hal yang sama bisa kita lakukan kalau kita berdoa kepada Tuhan. Kita perlu berdoa terus-menerus sampai permohonan kita dikabulkan Tuhan. Persoalannya, sering kali kita mengalami kesulitan kalau harus berdoa secara terus-menerus. Sampai kapan kita harus berdoa? Sampai doa-doa kita dikabulkan? Setelah doa-doa kita dikabulkan apakah kita masih perlu berdoa?
Berdoa terus-menerus mengandaikan bahwa entah mempunyai permohonan atau tidak, kita tetap berdoa. Jadi, kita berdoa bukan berdasarkan ada tidaknya permohonan, tetapi karena kita ingin selalu berhubungan dengan Tuhan. Berdoa dengan cara ini mensyaratkan kita sungguh beriman. Artinya, kita percaya bahwa hanya dengan cara itu kita menjalin hubungan erat dengan Tuhan. Kita mempunyai kerinduan yang mendalam untuk senantiasa bertemu Tuhan. Dan, Tuhan kita yakini senantiasa menunggu kedatangan kita.
Doa: Tuhan, berilah aku iman agar aku senantiasa rindu untuk bertemu dengan-Mu dalam doa-doaku. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar