Sabtu, 12 November 2011
Pekan Biasa XXXII Pw St. Yosafat Kunzewich, Usk Mrt (M);
St. Nilus dr Sinai; St. Theodorus Studit
Bacaan I: Keb. 18:14–16; 19:6–9
Mazmur : 105:2–3,36–37,42–43; R: 5a
Bacaan Injil : Luk. 18:1–8
Yesus
mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa
mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya: ”Dalam
sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak
menghormati seorang pun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu
datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata
dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak
menghormati seorang pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah
aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya
menyerang aku.” Kata Tuhan: ”Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang
lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang
siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu
sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera
membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia
mendapati iman di bumi?”
Renungan
Seorang
anak kecil yang meminta sesuatu kepada orangtuanya mempunyai senjata
yang efektif, yaitu tangisannya. Kalau permintaannya tidak dipenuhi, ia
akan menangis meraung-raung, sampai permintaannya diberikan. Hal yang
sama bisa kita lakukan kalau kita berdoa kepada Tuhan. Kita perlu
berdoa terus-menerus sampai permohonan kita dikabulkan Tuhan.
Persoalannya, sering kali kita mengalami kesulitan kalau harus berdoa
secara terus-menerus. Sampai kapan kita harus berdoa? Sampai doa-doa
kita dikabulkan? Setelah doa-doa kita dikabulkan apakah kita masih
perlu berdoa?
Berdoa terus-menerus mengandaikan bahwa
entah mempunyai permohonan atau tidak, kita tetap berdoa. Jadi, kita
berdoa bukan berdasarkan ada tidaknya permohonan, tetapi karena kita
ingin selalu berhubungan dengan Tuhan. Berdoa dengan cara ini
mensyaratkan kita sungguh beriman. Artinya, kita percaya bahwa hanya
dengan cara itu kita menjalin hubungan erat dengan Tuhan. Kita
mempunyai kerinduan yang mendalam untuk senantiasa bertemu Tuhan. Dan,
Tuhan kita yakini senantiasa menunggu kedatangan kita.
Doa: Tuhan, berilah aku iman agar aku senantiasa rindu untuk bertemu dengan-Mu dalam doa-doaku. Amin.
sumber :ziarah batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar