Senin, 14 November 2011

Selasa, 15 November 2011 (ziarah batin 2011)

Selasa, 15 November 2011
Pekan Biasa XXXIII (H)
St. Albertus Agung; B. Magdalena Morano; B. Marie de la Passion
Bacaan I : 2Mak. 6:18–31
Mazmur : 4:2–3,4–5,6–7
Bacaan Injil : Luk. 19:1–10


Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan te­rus melintasi kota itu. Di situ ada se­­orang bernama Zakheus, kepala pe­mu­ngut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia ber­usaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: ”Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumah­mu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: ”Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: ”Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya: ”Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”


Renungan

Perjumpaan dengan Yesus secara langsung mendorong Zakheus bertobat. Pertobatan Zakheus diwujudkan dengan tindakan memberikan setengah kekayaannya kepada orang miskin. Zakheus juga berjanji untuk mengembalikan apa yang sudah diambilnya, empat kali lipat. Apa yang terjadi dalam diri Zakheus adalah bagaimana seharusnya sebuah pertobatan sejati. Pertobatan sejati itu konkret, nyata.

Pertobatan yang konkret bukan hanya berisi pengakuan akan dosa-dosa yang telah dilakukan saja, tetapi terlebih bagaimana orang mengubah hidupnya menjadi sama sekali baru. Kehendak untuk bertobat secara konkret membuat orang berani mengambil risiko meninggalkan segala dosanya dan memberikan silih bagi orang-orang yang terlukai karena dosanya. Silih itu bisa berupa ucapan tulus permintaan maaf, mengganti kerugian yang timbul akibat dosa itu, dan melakukan kebaikan-kebaikan lain yang berlawanan dengan dosa yang diperbuat. Semoga teladan Zakheus mendorong kita untuk menghayati pertobatan sejati.

Doa
Tuhan, semoga aku mempunyai keberanian untuk bertobat seperti Zakheus. Berkat rahmat-Mu, semoga aku mampu mewujudkan pertobatan itu dalam tindakan-tindakan konkret, bukan hanya dalam kata-kata saja. Amin.

sumber : ziarah batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar