St. Sabinus
Bacaan I: Kej. 15:1–6; 21:1–3
Mazmur : 105:1b–2,3–4,5–6,8–9; R: 7a,8a
Bacaan Injil : Luk. 2:36–40
Lagipula
di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer.
Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun
lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan
puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang
malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga
datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara
tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk
Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum
Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di
Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan
kasih karunia Allah ada pada-Nya.Renungan
Sebuah janji memang mudah diucapkan, tetapi tidak selalu mudah untuk dipenuhi. Janji di depan altar antara seorang perempuan dan seorang lelaki untuk setia seumur hidup dan membangun sebuah keluarga akan membutuhkan waktu untuk dipenuhi. Tidak ada seorang pun yang sudah bisa tahu secara persis bagaimana jalan kehidupan pasangan dan keluarga baru itu. Janji manusia yang lemah hanya bisa didasarkan pada janji setia Tuhan yang tak akan pernah lalai mendampingi kita.
Bila Tuhan berani setia pada janji-Nya kepada Abraham dengan memberikan Ishak kepadanya, Tuhan pun berani setia pada janji-Nya kepada kita masing-masing. Bagaimana persisnya Tuhan bekerja memenuhi janji-Nya tentu kita tidak bisa mengetahuinya secara pasti. Yang bisa kita lakukan adalah terus melangkah bersama-Nya. Yusuf dan Maria pun menyaksikan bahwa kanak-kanak Yesus bertambah besar dan bertumbuh dalam hikmat Tuhan sendiri. Tuhan memiliki irama kerja yang unik.
Doa: Yesus, hanya Engkaulah Tuhan. Inilah aku, inilah keluargaku. Aku percaya bahwa Engkau selalu setia memenuhi janji-Mu. Aku melangkah bersama-Mu. Amin.
sumber : ziarah batin 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar