Rabu, 28 Desember 2011

Kamis, 29 Desember 2011 (ziarah batin 2011)

Kamis, 29 Desember 2011
Hari ke- 5 Oktaf Natal (P)
St. Thomas Becket dr Canterbury; St. Kaspar Del Bufalo;
Daud (Raja Israel)

Bacaan I: 1Yoh. 2:3–11
Mazmur : 96:1–2a,2b–3,5b–6; R: 11a
Bacaan Injil : Luk. 2:22–35

Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ”Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: ”Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: ”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri –, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”


Renungan

Bila lampu tiba-tiba padam dan kegelapan menyelimuti kita, apa yang sebaiknya kita lakukan? Tetaplah diam. Bukalah mata lebar-lebar hingga mata mulai menyesuaikan diri dalam kegelapan itu. Jika kita begitu saja cepat-cepat terus berjalan, sangatlah mungkin kita akan menabrak bahkan memecahkan perabot rumah kita. Untuk mencintai sesama pun kita membutuhkan waktu sampai mata hati kita bisa melihat.


Bila tidak, kita akan cepat membenci orang itu dan menganggapnya penyakit menular yang harus dihindari.
Simeon telah lama mengolah hatinya sehingga bisa melihat dengan tajam. Ia mengenali tangan Tuhan yang berkarya dalam diri bayi mungil Yesus yang sedang dipersembahkan. Jika Yesus sebagai Terang bagi bangsa-bangsa itu sungguh dibiarkan bercahaya, setiap kenyataan akan terlihat apa adanya. Orang harus membuat pilihan. Kenyataan yang jahat harus diakui sebagai yang jahat tanpa ditutup-tutupi dengan polesan cantik. Sebaliknya, yang baik harus dipegang teguh dengan segala risikonya.  

Doa: Yesus, langit dan bumi bersorak-sorai memandang Engkau. Berilah aku mata yang baru untuk mengenali kenyataan dan membuat pilihan yang tepat. Amin.

sumber :ziarah batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar